Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/11/2020, 20:29 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menikmati pekerjaan adalah satu hal yang sebenarnya menguntungkan, sebab kamu akan cenderung tidak merasakannya sebagai beban.

Namun, jika berlebihan, hal tersebut mungkin dapat menjadi peringatan  bahwa kamu sudah masuk golongan "gila kerja".

Nah, berikut ini ada delapan tanda yang menunjukkan kamu ternyata gila kerja. Alih-alih menikmatinya, kamu justru tersiksa.

1. Kerja paling awal dan selesai terakhir

Ketika kamu sering sekali memulai pekerjaan di awal dan tetap menyempatkan bekerja di malam hari, ini menjadi tanda kamu seorang yang gila kerja.

Baca juga: 5 Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional di Tempat Kerja

Padahal, bekerja secara berlebihan akan membuat kamu lelah, mual, dan kelelahan.

Selain itu, penelitian menunjukkan, bahwa jam kerja yang panjang tidak selalu berarti jam produktif.

Pada era 1990-an, Ford Motor Company merilis penelitian yang mengungkapkan, setiap 20 jam kerja tambahan di atas 40 jam yang direkomendasikan, produktivitas hanya meningkat selama 3-4 minggu.

Menjaga keseimbangan kehidupan kerja yang sehat berarti berhenti bekerja setelah delapan jam berakhir.

2. Tidak bisa keluar dari pekerjaan

Jika kamu stres saat mencoba menyesuaikan diri dengan panggilan kerja di hari libur, kamu mungkin memiliki masalah.

Maka dari itu, biasakan untuk mematikan semua perangkat kerja dan simpan alat-alat itu di tempat yang tidak dapat diakses setelah bekerja.

Beberapa ahli bahkan menyarankan untuk membatasi memeriksa email menjadi tiga kali sehari.

Baca juga: Jangan Lakukan 4 Kesalahan Ini Ketika Wawancara Kerja Virtual

Pertama saat tiba di kantor, satu kali setelah makan siang, dan sekali lagi sebelum pulang bekerja.

Terlalu disibukkan dengan pekerjaan akan membuat kamu lupa akan momen berlibur.

3. Tidak menjaga tubuh

Jika kamu terus-menerus merasa sakit, mungkin itu tandanya kamu terlalu banyak bekerja.

Penelitian menunjukkan, pecandu kerja berisiko lebih tinggi untuk mengalami sejumlah gangguan fisik dan psikologis, termasuk diabetes tipe 2, serangan jantung, depresi, dan kecemasan.

Seorang psikoterapis, Bryan E. Robinson mengatakan, para pecandu kerja juga memiliki tingkat kelelahan yang lebih tinggi dan jalur karir yang tidak mulus.

Sebab, bekerja saat sakit bisa membuatmu kehilangan jam kerja produktif.

Jadi hindari mengonsumsi makanan cepat saji untuk makan siang sebentar atau tidak melakukan aktivitas fisik karena kamu akan lembur di kantor.

Percayalah, tubuhmu akan berterima kasih atas perhatian ekstra, begitu juga atasanmu.

4. Harga diri dipengaruhi kesuksesan bekerja

Memiliki kesuksesan di tempat kerja itu penting, tetapi bergantung pada hal itu sebagai lambang kebahagiaan adalah masalah.

Baca juga: Duduk Terlalu Lama Saat Kerja Berbahaya! Ini Solusinya

"Seorang pecandu kerja bergantung pada validasi eksternal dari atasan, kolega, dan klien mereka."

Begitu kata penulis "the 8 Cylinders of Success: How to Align Your Personal and Professional Purpose", Jullien Gordon dalam sebuah blog.

"Mereka menunggu evaluasi eksternal seperti ulasan tengah tahun atau tahunan yang dilakukan oleh orang lain untuk memahami seberapa baik mereka melakukannya," ujar dia.

Penting untuk menemukan hal-hal di luar pekerjaan yang membuat kamu merasa sukses juga. Misalnya berolahraga, rekreasi, atau ikut klub buku mingguan.

5. Tidak memiliki hobi

Kesuksesan adalah satu faktor yang dapat memotivasi kamu untuk bangun di pagi hari dan mulai bekerja.

Sayangnya, itu akan memberikan kamu beban tanpa ada aktivitas lain yang menyenangkan.

"Temukan hobi yang tidak melibatkan rutinitasmu bekerja sehari-hari," kata dia.

Lakukan beberapa kegiatan yang menyenangkan seperti mengunjungi semua museum di kota atau menjadi sukarelawan di lembaga nonprofit lokal pada akhir pekan.

Baca juga: Bersikap Tak Setuju Tanpa Kurangi Peluang Diterima Kerja, Bisa?

Kepuasan harian akan meningkat bila kamu tidak menghabiskan seluruh waktu di kantor.

6. Tidak pernah puas dengan kinerja

Para pecandu kerja tidak pernah tahu kapan merasa cukup pada kinerjanya.

"Mereka selalu lebih fokus dan berusaha memaksimalkan segalanya karena mereka tidak benar-benar tahu apa arti sukses," ungkap Gordon.

Meskipun terkadang membantu, tidak pernah puas dengan kinerja dapat berubah menjadi jam kerja yang tidak perlu dan tingkat stres yang tidak sehat.

Berusahalah untuk menjadi lebih baik, tetapi selalu tahu kapan harus berhenti dan mengakui pencapaian milik kamu dan juga orang lain.

7. Jarang berkata tidak pada atasan

Jika teman kamu mulai kesulitan untuk mengajak bertemu karena kamu terlalu sibuk, ini bisa menjadi tanda peringatan kamu gila kerja.

Sangat menyenangkan untuk mengambil proyek tambahan di tempat kerja, tetapi penting juga untuk mengenali pekerjaan yang berlebihan.

Baca juga: Kerja dari Rumah? Ini 5 Cara Bikin Atasan Terkesan

Jangan takut untuk menjelaskan kepada atasan sejauh mana tanggung jawab kamu saat ini, sebelum setuju untuk mengambil lebih banyak pekerjaan.

Luangkan waktu untuk aktivitas pribadi dan sosial dalam jadwal rutin. Ini akan memberi kamu udara segar setelah hari yang panjang di kantor.

8. Tidak pernah menyadari diri gila kerja

Seperti halnya kecanduan apa pun, salah satu tanda paling umum kamu gila kerja adalah kamu tidak bisa mengakuinya.

"Para pecandu kerja seperti pecandu alkohol karena mereka sering menyangkal bahwa mereka memiliki masalah," kata Robinson.

"Sering kali, kebutuhan untuk melarikan diri dari sesuatu di dalam diri tidak pernah disadari," imbuhnya.

Cobalah meminta saran dari teman dan keluarga dan bicarakan dengan dokter jika kamu mulai mengenali gejalanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com