Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diungkap, Hubungan "Tidur Sehat" dan Potensi Gagal Jantung

Kompas.com - 29/11/2020, 20:58 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebiasaan tidur yang sehat tak hanya membuat kita berenergi, tetapi juga dapat mengurangi risiko gagal jantung hingga 42 persen.

Fakta tersebut merupakan hasil studi observasi yang diterbitkan dalam jurnal Circulation oleh American Heart Association.

Dalam penelitian tersebut dilibatkan 408.802 responden dari wilayah Inggris Raya antara usia 37-73 dalam periode tahun 2006 dan 2010.

Diketahui, gagal jantung merupakan suatu kondisi yang memengaruhi 26 juta orang di seluruh dunia akibat jantung tidak memompa darah secara efisien ke dalam sel-sel tubuh.

Kondisi tersebut kemudian menyebabkan kelemahan, kelelahan, sesak napas, dan sejumlah gejala lainnya.

Dikutip dari Clinic Mayo, biasanya gagal jantung dipicu oleh kondisi seperti penyakit arteri koroner atau tekanan darah tinggi yang dapat merusak jantung.

Baca juga: Tubuh Semakin Lelah Setelah Tidur Siang, Apa Penyebabnya?

Untuk memahami apa yang dimaksud dengan "tidur yang sehat", peneliti mempertimbangkan lima faktor.

Kelima faktor tersebut adalah durasi tidur, ritme sirkadian, insomnia, mendengkur, dan kantuk di siang hari.

Mereka kemudian sampai pada kesimpulan, orang yang tidur paling sehat mendapatkan antara 7-8 jam tidur per malam, dan bangun lebih awal.

Lalu mereka juga jarang atau tidak pernah mengalami insomnia, tidak mendengkur dan tidak terlalu lelah sepanjang hari.

Para responden melaporkan sendiri semua informasi ini, termasuk riwayat gagal jantung mereka, yang juga dikonfirmasi oleh perawat dan prosedur rumah sakit.

Secara keseluruhan, kebiasaan tidur yang paling sehat dikaitkan dengan risiko gagal jantung 42 persen lebih rendah.

Bahkan, angka tersebut termasuk setelah disesuaikan dengan faktor risiko seperti diabetes dan penggunaan obat.

"Ini adalah temuan terpenting," kata penulis studi yang juga Direktur Pusat Penelitian Obesitas Universitas Tulane, Dr Lu Qi.

"Penelitian kami adalah yang pertama menggabungkan lima kebiasaan ini dalam skor tidur baru dan yang pertama menganalisis skor itu dengan risiko gagal jantung."

"Riset sebelumnya hanya menganalisis perilaku individu, bukan perilaku gabungan," lanjut dia.

Dalam rilis studi tersebut juga dijelaskan, risiko gagal jantung delapan persen lebih rendah pada orang yang bangun pagi.

Lalu, 12 persen lebih rendah pada mereka yang tidur antara 7-8 jam per malam.

Kemudian, 17 persen lebih rendah pada mereka yang tidak mengalami insomnia, dan 34 persen lebih rendah pada mereka yang tidak mengalami kantuk di siang hari.

Penelitian ini bersifat observasi dan menggunakan data yang dilaporkan sendiri. Sehingga, metode ini memang kurang dapat diandalkan untuk mengumpulkan data.

"Kami juga tidak dapat mengatakan apa yang menyebabkan responden mendengkur dan kami juga tidak dapat mengatakan mendengkur menyebabkan gagal jantung," ujar dia.

Baca juga: Yuk Coba, Tidur Siang Kilat Agar Tubuh Lebih Segar

"Pola tidur yang sehat dapat bermanfaat bagi kesehatan kardiovaskular termasuk menurunkan risiko gagal jantung melalui beberapa cara potensial," sambung dia.

Misalnya, penelitian sebelumnya telah menunjukkan apabila perilaku tidur yang sehat dapat meningkatkan lipid (menurunkan LDL dan meningkatkan HDL), serta peradangan kronis.

Namun, orang dapat membuat penyesuaian gaya hidup untuk meningkatkan kualitas tidur mereka seperti berhenti merokok dan berolahraga.

Sementara itu, para peneliti Johns Hopkins Medicine mengatakan, hal ini mungkin disebabkan oleh efek olahraga yang menstabilkan suasana hati, di mana proses kognitif yang penting untuk secara alami beralih ke tidur.

"Teori paling umum mengapa orang tidur adalah otak pada dasarnya membuang produk limbah yang dihasilkan sepanjang hari," terang Co-director Center for Sleep Medicine di Mayo Clinic, Dr. Timothy Morgenthaler.

"Racun itu adalah produk sampingan metabolik yang berkumpul di ruang antara sel-sel otak, tetapi selama tidur mereka dikeluarkan dan sel dipulihkan," imbuh dia.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, orang dewasa berusia 18-60 tahun harus tidur setidaknya tujuh jam per malam dengan tambahan 1-2 jam untuk siapa pun yang lebih tua.

Mereka juga menyarankan untuk memilih waktu tidur yang konsisten, tertidur di ruangan yang gelap dan nyaman, serta menghindari makan besar, kafein maupun alkohol sebelum tidur.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com