KOMPAS.com - Jika penis Anda tidak berdiri tegak ketika ereksi, jangan dulu khawatir berlebihan karena Anda tidak sendiri.
Beberapa pria secara alami memiliki bentuk penis yang bengkok secara anatomi.
Namun, sebagian lainnya mengalami penyakit Peyronie, di mana jaringan luka di mana jaringan parut di penis menyebabkannya membengkok saat ereksi.
Dilansir WebMD, pada penderita Peyronie, bengkokan penis pada umumnya mengarah ke atas, meskipun arahnya sebenarnya bisa ke mana saja.
Lengkungannya bisa sedikit atau parah, bahkan hingga lebih dari 90 derajat.
Tidak ada yang tahu pasti berapa banyak pria yang menderita penyakit Peyronie, tapi para ahli berpendapat jumlahnya mungkin antara 5-10 persen, dan lebih sering terjadi pada pria di atas 40 tahun.
Banyak dokter menduga penyakit Peyronie terjadi akibat cedera ringan pada penis saat berhubungan seks.
Ini bisa terjadi ketika ereksi kurang kuat, yang pada akhirnya memungkinkan penis menekuk. Tetapi banyak pria dengan penyakit Peyronie tidak ingat pernah mengalami itu.
Selain itu, faktor gen juga dapat berperan terhadap risiko seseorang mengalami Peyronie.
Peyronie bukan kanker, dan tidak ada bukti bahwa itu disebabkan oleh penyakit menular seksual.
Sementara itu, menurut National Health Service (NHS), beberapa gejala Peyronie, antara lain:
Beberapa pria dengan kondisi ini merasakan sakit di penis mereka, sementara yang lainnya tidak.
Jika Anda benar-benar merasakan sakit, mungkin rasa sakit itu akan membaik seiring berjalannya waktu.
Pada kasus yang parah, penis bengkok pada penderita Peyronie bisa menyulitkan hubungan seks, menyakitkan atau bahkan tidak mungkin diollakukan.
Penyakit ini juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
Baca juga: Ukuran Penis Ternyata Bisa Menyusut, Ketahui 6 Penyebabnya