KOMPAS.com - Ada banyak perubahan yang dialami seorang ibu setelah memiliki bayi, termasuk perubahan fisik.
Salah satunya adalah munculnya stretch mark.
Dilansir WebMD, stretch mark muncul ketika tubuh tumbuh lebih cepat dari kemampuan kulit.
Kondisi ini menyebabkan serat elastis yang berada tepat di bawah permukaan kulit pecah, sehingga menimbulkan stretch mark.
Menurut American Academy of Dermstology, sekitar 90 persen wanita akan mendapatkannya setelah bulan keenam atau ketujuh kehamilan.
Selama hamil sembilan bulan, berat badan seseorang bisa naik lebih dari 10 kg.
Menurut profesor klinis dermatologi di Mount Sinai School of Medicine di New York City, Heidi Waldorf, MD, pertumbuhan secepat itu bisa menimbulkan stretch mark, terutama di perut dan payudara.
Namun, stretch mark juga bisa muncul di area paha, bokong dan lengan atas.
Stretch mark sering kali diawali dengan berwarna kemerahan atau ungu, tetapi setelah kehamilan secara bertahap memudar menjadi putih atau abu-abu.
Profesor klinis dermatologi di Tulane University School of Medicine, Mary Lupo, MD mengatakan, idealnya kenaikan berat badan yang tidak berlangsung secara perlahan bisa berdampak pada seberapa banyak seseorang mendapatkan stretch mark.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.