Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2020, 05:30 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber unaids

KOMPAS.com - Tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari HIV/AIDS sedunia yang kerap ditandai dengan penggunaan pita merah.

Pita merah sendiri sudah menjadi simbol kesadaran terhadap AIDS yang diakui secara internasional, digunakan untuk memberikan dukungan pada orang-orang dengan HIV dan mengenang mereka yang meninggal karena penyakti terkait AIDS.

Bagaimana asalnya penggunaan pita merah tersebut?

Pada 1988, sebuah kelompok bernama Visual AIDS didirikan oleh para profesional seni sebagai respons terhadap pengaruh AIDS pada komunitas seni sekaligus cara untuk mengajak para pelaku dan penikmat seni untuk berkontribusi memerangi AIDS.

Tiga tahun kemudian pada 1991, para seniman Visual AIDS bersama-sama merancang simbol visual sebagai wujud belas kasih bagi orang-orang dengan HIV dan orang-orang yang merawat mereka.

Pita itu ternyata terinspirasi dari pita kuning untuk menghormati para tentara Amerika yang bertugas dalam perang Teluk.

Namun, para seniman memilih pita merah sebagai lambang dukungan dan solidaritas mereka untuk orang-orang dengan HIV dan untuk mengenang mereka yang meninggal karena penyakit terkait AIDS.

Warna merah sendiri dipilih karena dianggap berhubungan dengan darah dan gagasan dari sebuah gairah (passion).

"Tidak hanya dalam hal kemarahan tetapi juga cinta," demikian diungkapkan oleh pendiri Red Ribbon Porject (Proyek Pita Merah), seperti dilansir situs UNAIDS.

Baca juga: Jangan Salah Memahami, Ini Beda HIV dan AIDS

Dalam sebuah kampanye spontan pada 1991, para sukarelawan Proyek Pita Merah mengirimkan surat dan pita merah kepada semua peserta yang menghadiri Tony Awards di Amerika Serikat, di mana aktor Jeremy Irons tampil di televisi nasional dengan pita merah tersemat di kerah pakaiannya.

Simbol itu kemudian datang ke Eropa dalam skala massal pada Senin Paskah di 1992, ketika lebih dari 100.000 pita merah dibagikan selama Konser Penghormatan Kesadaran AIDS Freddy Mercury di stadion Wembley, Inggris.

Lebih dari satu miliar orang di lebih dari 70 negara menonton pertunjukan tersebut melalui televisi.

Sepanjang era '90-an, banyak selebritas menggunakan pita merah, yang juga didukung oleh kepedulian tinggi Putri Diana terhadap AIDS.

"Fakta bahwa gerakan itu diikuti secara luas sungguh menakjubkan. Kami tidak percaya," ungkap salah satu seniman Visual AIDS, Allan Frame, yang juga terlibat dalam pembuatan lambang pita merah.

Hari ini, pita merah telah menjadi simbol solidaritas dan dukungan internasional bagi orang-orang dengan HIV.

Mengenakan pita merah adalah cara sederhana dan ampuh untuk menantang stigma dan prasangka seputar AIDS.

Jadi, pada Hari AIDS sedunia hari ini, kenakan pita merahmu dengan bangga.

Baca juga: 5 Mitos Keliru Seputar HIV/AIDS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber unaids
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com