Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mudah Mengukur Berat Badan Ideal, Sudah Tahu?

Kompas.com - 01/12/2020, 11:19 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Topik tentang menurunkan atau menaikkan berat badan mungkin menjadi salah satu topik yang selalu dicari oleh masyarakat.

Bicara soal berat badan ideal, mengetahui angkanya sebetulnya lebih rumit daripada yang kita pikirkan.

Dilansir Woman and Home, National Health Service (NHS) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih menggunakan Indeks Massa Tubuh (BMI) untuk mencari tahu berat badan ideal.

Namun, menurut banyak profesional medis, BMI adalah metode yang kurang memadai dan sering tidak akurat.

BMI dianggap kerap melebih-lebihkan berat badan ideal untuk orang-orang yang lebih pendek dengan sedikit otot, dan mengurang-ngurangi berat badan ideal untuk orang-orang yang lebih tinggi dan bugar.

Sementara itu menurut Healthline, BMI dikatakan tidak mampu mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti faktor usia, jenis kelamin, massa lemak, massa otot, ras, genetik, hingga rekam medis.

Sehinga, penggunaan BMI dikhawatirkan akan menimbulkan bias dan kurang adil.

Baca juga: Berapa Banyak Kalori Harus Dibakar demi Menurunkan Berat Badan?

Meski begitu, sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Bristol mendukung BMI sebagai ukuran keseahtan yang bermanfaat.

Menurut Science Daily, ahli epidemiologi yang memimpin studi tersebut, DR Joshua Bell menjelaskan, studi yang dilakukannya menanyakan seberapa bermanfaatnya BMI untuk mendeteksi efek kesehatan dari obesitas dengan cara membandingkannya menggunakan pengukuran pemindaian tubuh yaang lebih objektif.

Para peneliti menemukan bahwa lemak tubuh adalah yang paling merusak kesehatan.

Ternyata, BMI yang sederhana memberikan jawaban yang sangat mirip dengan pengukuran yang lebih rinci tersebut.

"Ini kabar baik karena BMI diukur secara luas dan hampir tidak memerlukan biaya," katanya.

Terlepas dari banyaknya kritik terhadap pengukuran berat badan menggunakan BMI, metode ini cukup bermanfaat untuk dijadikan langkah awal pengukuran.

Baca juga: Bukan karena Makanan, Ini 5 Penyebab Berat Badan Naik Lainnya

Cara mengukur BMI
BMI dihitung dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter) kuadrat.

Jika kesulitan menghitungnya secara manual, kamu bisa memanfaatkan kalkulator BMI yang banyak tersedia di internet, termasuk di situs NHS.

Pedoman saat ini menyatakan bahwa BMI antara 18,5 hingga 24,9 dianggap sehat.

Sementara orang-orang dengan BMI 18 atau kurang dianggap terlalu kurus, dan BMI 25 ke atas dianggap memiliki berat badan berlebih.

Apa yang membuat BMI dipertanyakan adalah karena tidak memperhitungkan komposisi tubuh.

Sebab, berat badan ideal untuk seseorang dengan tubuh kecil, misalnya, jauh lebih rendah daripada berat badan ideal untuk seseorang bertubuh besar.

Selain itu, otot dan tulang juga lebih berat daripada lemak.

Jika kamu menderita osteoporosis, BMI-mu akan lebih rendah daripada dengan seseorang dengan tinggi yang sama dengan jumlah tubuh yang sama, karena tulangmu lebih ringan.

Demikian pula jika kamu berolahraga secara teratur, maka BMI-mu cenderung tinggi karena memiliki rasio otot dan lemak yang lebih tinggi.

Jadi, BMI bisa menjadi patokan awal, namun untuk mendapatkan angka berat badan ideal yang mesti kamu capai, berkonsultasilah dengan dokter. Terutama jika kamu sedang dalam proses menurunkan atau menaikkan berat badan.

Meski begitu, mengetahui angka BMI setidaknya bisa membantu kamu menerapkan pola hidup sehat setiap harinya, sehingga berat badanmu masih masuk dalam angka BMI yang sehat.

Baca juga: 7 Trik Mudah dan Ampuh Turunkan Berat Badan, Kamu Sudah Tahu?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com