Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja Rentan Tertular HIV/AIDS, Ini yang Perlu Diketahui!

Kompas.com - 01/12/2020, 14:23 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Remaja tidak diperlengkapi secara emosional untuk menghadapi situasi tersebut. Alhasil, mereka tidak dapat memberi tahu orangtua atau guru di sekolah karena ketakutan dan stigma masyarakat.

Kemungkinan besar itu juga yang memengaruhi remaja dengan penyakit menular seksual menunda dalam mencari perawatan.

Konselor dan pekerja sosial dari Singapore Children's Society mengatakan, bahwa orang tua dari tiga remaja yang dites positif mengidap penyakit menular seksual merasa terkejut dan marah.

Mereka tidak tahu bagaimana harus bereaksi atau menanggapi anak-anak mereka dan segera mencari bantuan. 

Baca juga: 4 Penyakit Menular Seksual Super Baru yang Dikhawatirkan Para Ahli

Meski begitu, beberapa orangtua tidak terkejut dan bahkan membawa anak-anak mereka ke klinik untuk tes atas kemauan mereka sendiri. Hubungan yang baik antara orangtua dan itu penting di saat yang sulit.

"Terlepas dari kondisi medisnya, mengidap penyakit kronis seperti infeksi HIV dapat berdampak besar pada kesejahteraan emosional dan mental seseorang," kata Rosalinda.

"Walaupun orangtua menyatakan kekecewaan, mereka tetap dari berfokus pada kesehatan dan ingin menghabiskan lebih banyak waktu berkualitas dengan anak remajanya," imbuh dia.

Yang dapat dilakukan orangtua

Singapore Children’s Society mengatakan, bahwa persepsi pasien muda tentang reaksi orangtua mereka terhadap diagnosis penyakit menular seksual akan menentukan apakah mereka akan jujur.

"Jika ada dasar komunikasi terbuka pada tahap awal, mereka akan lebih mungkin untuk berbagi berita dengan orang tua mereka," terang juru bicaranya.

Ketika orangtua mengetahui diagnosisnya, mereka harus mengelola kekecewaan dan keterkejutan mereka sendiri. Kemudian memberikan dukungan yang paling dibutuhkan oleh anak-anak mereka.

Orangtua memainkan peran penting dalam mendidik remaja tentang kesehatan seksual. Ini mungkin bukan topik yang nyaman untuk dibahas, tetapi perlu.

Para konselor juga setuju apabila di masa remaja anak-anak mengalami dorongan seksual yang besar itu adalah sebuah kewajaran.

Namun, fondasi yang kuat dalam seksualitas yang sehat harus dibangun di atas percakapan terbuka sejak usia muda sebagai langkah pencegahan.

Baca juga: Orangtua Wajib Kenali Pemicu Stres pada Remaja Sebelum Berakibat Fatal

Melakukan percakapan terbuka tentang seksualitas sejak dini ketika anak-anak masih kecil juga membantu membentuk sikap mereka terhadap seks dan tidak membiarkan sikap mereka dipengaruhi oleh teman sebaya atau media.

Selain penggunaan kondom yang benar dan menjaga hubungan seksual monogami untuk mencegah penyakit menular seksual, Izharuddin sangat mendorong vaksinasi terhadap HPV dan Hepatitis B.

Izharuddin mengatakan, bagi para remaja yang menduga diri mereka mungkin telah terpapar penyakit menular seksual harus segera mencari pertolongan medis.

Berbagai jenis penyakit menular seksual dapat disembuhkan dan semakin dini diagnosisnya maka akan semakin tinggi kemungkinan kesembuhannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com