Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Bingung, Ini Tips Sederhana Memberikan Edukasi Seks ke Anak

Kompas.com - 01/12/2020, 16:56 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Masih banyak orangtua yang menghindari perbincangan mengenai seks dengan anak-anaknya karena menganggap topik itu tabu.

Padahal, memiliki percakapan yang terbuka seputar seks justru dapat mempersiapkan anak-anak untuk menghadapi dunia luar dan tentunya bagaimana melindungi diri dan memiliki kesehatan reproduksi yang sehat.

Kabar baiknya adalah para remaja sebenarnya ingin berbicara dengan orang tuanya tentang seks dan akan sangat dapat berdampak positif pada pengambilan keputusan seksual mereka.

Nah, bagi orangtua yang masih canggung untuk memulai percakapan terkait seks, berikut ini ada 4 tips sederhana memberikan edukasi seks kepada anak-anak.

1. Mulailah lebih awal

Beberapa orangtua belum memberikan edukasi seks pada anak remaja karena mereka belum berhubungan seks.

Seharusnya, percakapan ini harus dilakukan jauh sebelum itu. Seorang pakar pendidikan hubungan dan seksualitas menjelaskan alasannya.

Baca juga: Edukasi Seks untuk Anak, Apa yang Perlu Dilakukan Orangtua?

Ketika anak-anak masih kecil, orangtua memegang tangan mereka saat menyeberang jalan, mengajari untuk berhati-hati, secara bertahap meningkatkan kemandirian sampai mereka dapat menyeberang sendiri.

Ini juga berlaku dalam pendekatan yang harus diambil untuk membicarakan seks. Semakin awal dimulai, semakin mudah. Bisa dimulai dengan mengenali bagian tubuh, kesehatan reproduksi, dan seterusnya. Percakapan yang dilakukan sejak anak usia dini adalah yang terbaik.

Aturan utamanya adalah jika seorang anak cukup dewasa untuk mengajukan pertanyaan, mereka sudah cukup dewasa untuk mendapatkan jawaban yang jujur dari orangtua.

Meskipun orangtua memulainya saat anak telah mencapai masa pubertas, memperbincangkan seksualitas masih belum terlambat.

Penting untuk diingat, bahwa ayah dan ibu tentunya memiliki peran masing-masing untuk berbicara kepada putra dan putri mereka.

Memang ada bukti yang menyebutkan, jika beberapa anak muda lebih suka melakukan percakapan ini dengan orangtua yang berjenis kelamin sama.

Baca juga: Pentingnya Fitur Keamanan di Medsos Anak, Orangtua Perlu Tahu

2. Belajar bersama

Kemungkinan besar, orangtua hanya menerima sedikit atau bahkan tidak sama sekali pendidikan seks. Sehingga, mereka tidak tahu apa yang harus diajarkan kepada anak-anak dan bagaimana melakukannya.

IlustrasiPexels Ilustrasi

Untungnya, remaja saat ini dapat menanyakan apa saja lewat internet dan sebagian ada yang mendapatkan pendidikan seks di sekolah.

Maka mereka memiliki gagasan yang adil, bahwa mereka telah belajar lebih banyak tentang seks daripada yang pernah dilakukan orangtuanya.

Ketika orangtua dan anak-anak sudah saling mengetahui dasar pendidikan seksual, ini bisa mengarah pada pembicaraan tentang seks dan tantangan yang tidak dapat diatasi.

Jika orang tua takut tidak mengetahui jawaban atas pertanyaan anak mereka, ada banyak lokakarya, buku, dan sumber daya online yang tersedia.

Banyak orangtua yang kemudian belajar bersama anak-anak mereka dengan mencari secara online saat pertanyaan rumit muncul.

Baca juga: 5 Dampak Negatif Media Sosial terhadap Remaja, Orangtua Perlu Tahu

3. Hindari topik yang berat

Kebanyakan orangtua merasa tidak nyaman ketika membicarakan tentang seks kepada buah hatinya.

Anak-anak juga sering kali tidak nyaman jika harus melihat orang tua mereka harus memberikan edukasi seks dengan topik yang berat. Sehingga, mereka cenderung menghindarinya.

Lalu mereka akan beralih ke guru, kakak, teman, internet, pornografi, atau apa pun yang tidak merahasiakan memikirkannya.

Oleh sebab itu, orangtua sebaiknya membuang topik yang terlalu berat saat membicarakan seks dengan anak-anak mereka.

Orangtua bisa melibatkan percakapan yang sering dan singkat misalnya, sebuah masalah muncul di televisi atau orang terdekat sedang hamil. Ini akan membantu menghindari rasa malu dan menormalkan pembicaraan tentang seks.

Para orangtua juga disarankan untuk berbicara di dalam mobil atau saat jalan-jalan, supaya membantu mengurangi rasa malu karena tidak perlu melakukan kontak mata.

Baca juga: Usia Berapa Anak Perlu Mendapatkan Pendidikan Seks?

4. Mendengarkan tanpa menggurui

Sebagian besar remaja merasa kesulitan untuk melibatkan orangtua mereka dalam perbincangan terkait seks karena tidak ingin diceramahi.

Orangtua cenderung menggurui anak-anaknya karena merasa pembahasan mengenai seks di usia remaja belum pantas dibicarakan.

Rekomendasi untuk para orangtua, ketika anak-anak bertanya tentang seks, yang terbaik adalah mendengarkan daripada mengurui anak-anak mereka.

Orangtua harus mengenali betul mengapa anak mereka bertanya dan kemudian menjawab sebaik mungkin. Sehingga, menghindari godaan untuk melanjutkannya dengan ceramah.

Ini akan meyakinkan anak-anak usia remaja, bahwa mereka dapat mengharapkan tanggapan yang tidak menghakimi di masa depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com