Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaat Kesehatan di Balik Jalan Kaki 11 Menit Setiap Hari

Kompas.com - 04/12/2020, 08:58 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Aktivitas fisik sesedikit apapun ternyata tetap bisa memberi dampak kesehatan terhadap tubuh kita.

Kehidupan di masa pandemi kemudian membuat sebagian orang menjadi lebih banyak duduk, meskipun sebelumnya sudah banyak pula yang terbiasa bekerja di balik meja dan duduk sepanjang hari.

Efek buruk dari terlalu banyak duduk perlu diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup.

Dilansir The New York Times, sebuah penelitian baru yang dipublikasikan di British Journal of Sports Medicine mengungkapkan, jalan kaki sedikitnya 11 menit sehari saja sebetulnya sudah cukup mengurangi konsekuensi kesehatan yang tidak diinginkan akibat duduk selama berjam-jam.

Penelitian tersebut mencari tahu bagaimana pola hidup tidak aktif dapat memengaruhi usia hidup seseorang.

Para peneliti mengandalkan data objektif dari puluhan ribu orang tentang bagaimana mereka menghabiskan hari-hari mereka, menemukan bahwa mereka yang paling tidak banyak bergerak berisiko tinggi meninggal di usia muda.

Tetapi, bangkit dan bergerak bisa mengurangi ancaman tersebut secara substansial meskipun gerakannya tidak banyak.

Beberapa studi epidemiologi sebelumnya telah mengungkapkan hubungan antara perilaku banyak duduk dan kematian.

Secara umum, penelitian-penelitian tersebut menemukan bahwa orang - orang yang terlalu banyak duduk jauh lebih berisiko mengalami kematian dini daripada orang yang bergerak aktif.

Baca juga: 7 Jenis Olahraga Kardio yang Bisa Dilakukan di Rumah

Berapa lama harus bergerak?
Meski perilaku terlalu banyak duduk diketahui dapat meningkatkan risiko kematian dini, belum diketahui dengan jelas tentang seberapa aktif kita harus bergerak.

Jika kita duduk selama berjam-jam setiap harinya, apakah meluangkan waktu jeda 30 menit untuk berolahraga setiap hari sudah cukup?

Beberapa penelitian sebelunnya menjawab, tidak.

Sebuah studi tahun 2016 yang melibatkan lebih dari satu juta orang menyarankan pria dan wanita untuk berolahraga moderat selama sekitar 60-75 menit sehari untuk mengurangi efek duduk yang tidak diinginkan.

Penelitian itu meminta para partisipannya untuk mengingat seberapa banyak mereka telah duduk dan bergerak.

Sayangnya, kita pada umumnya cenderung menarasikan kehidupan kita secara berlebihan, dalam hal ini sering kali melebih-lebihkan aktivitas fisik yang dilakukan dan meremehkan seberapa banyak kita duduk sehingga rekomendasinya mungkin menjadi tidak tepat.

Jadi, studi baru yang diterbitkan pekan lalu dalam edisi khusus British Journal of Sports Medicine dan ditujukan untuk pedoman aktivitas fisik terkini dari Organisasi Kesehatan Dunia, para peneliti memakai monitor aktivitas untuk melacak secara objektif seberapa banyak para partisipan bergerak dan duduk.

Para ilmuwan akhirnya mengumpulkan hasil dari sembilan penelitian terbaru dengan hampir 50.000 pria dan wanita memakai akselerometer.

Para relawan studi ini berusia paruh baya atau dewasa yang lebih tua dan tinggal di Eropa atau Amerika Serikat.

Dengan menggabungkan dan menyusun data sembilan studi, para ilmuwan menemukan bahwa sebagian besar dari mereka banyak duduk dalam kesehariannya, rata-rata menghabiskan hampir 10 jam sehari.

Selain itu, banyak dari mereka yang hampir tidak bergerak atau melakukan olahraga moderat, umumnya jalan kaki, selama dua atau tiga menit.

Setelah sekitar satu dekade, para peneliti memeriksa daftar kematian orang-orang yang mengikuti studi, kemudian mulai membandingkan gaya hidup dan masa hidup.

Para peneliti membaginya menjadi tiga, berdasarkan seberapa banyak partisipan bergerak dan duduk.

Temuan menunjukkan bahwa sepertiga daftar orang dengan durasi duduk terlama dan sepertiga daftar orang dengan aktivitas fisik terendah memiliki risiko kematian dini sekitar 260 persen, dibandingkan mereka yang sedikit duduk dan banyak bergerak.

Dalam hal ini peneliti juga mencatat perilaku merokok, massa tubuh dan faktor lainnya yang mungkin memengaruhi.

Baca juga: 2 Cara Efektif Membakar Lemak Perut dengan Gerakan Jumping Jack

Adapun kombinasi lainnya, yakni banyak duduk dan melakukan aktivitas fisik moderat, ternyata cukup menggembirakan.

Sepertiga orang yang berada di pertengahan daftar dan melakukan olahraga selama sekitar 11 menit sehari ternyata secara signifikan memiliki risiko kematian dini yang lebih rendah, jika dibandingkan dengan orang-orang yang kurang gerak dan sekalipun mereka punya perilaku banyak duduk.

Para peneliti mengolah angka temuan mereka lebih lanjut dan menemukan bahwa 35 menit jalan cepat atau aktivitas fisik sedang lainnya dapat meningkatkan harapan hidup seseorang, terlepas dari apapun aktivitasnya.

Namun, tentu saja penelitian ini bersifat observasional dan tidak membuktikan bahwa olahraga membuat orang hidup lebih lama, melainkan hanya membuktikan keterkaitan aktivitas fisik, duduk dan kematian yang sangat erat.

Namun, menurut profesor epidemiologi dan aktivitas fisik di Sekolah Ilmu Olahraga Norwegia di Oslo, Norwegia, Ulf Ekelund yang memimpin studi, hasil penelitian ini setidaknya memberikan peringatakan untuk kita semua agar tetap bergerak di sela aktivitas banyak duduk yang dilakukan sehari-hari.

"Jalan cepat adalah olahraga moderat yang sangat baik, dan dalan durasi setengah jam atau kurang dapat memperpanjang usia kita," katanya.

Baca juga: Jalan Kaki Setelah Makan Benarkah Menyehatkan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com