Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 16/01/2023, 11:32 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

“Di Indonesia sendiri TB dialami semua usia dari bayi-65 tahun, tapi umumnya di usia produktif,” ujar Andika.

TB bisa menjadi masalah baru karena pengobatan yang tidak tuntas. Hal ini menyebabkan penderita menjadi resisten obat. 

Padahal pemerintah sudah menyediakan obat-obatan gratis untuk mengobati penyakit ini.

Baca juga: WHO Soroti Tuberkulosis di Indonesia dan Penanganannya Saat Pandemi

4. Kanker paru

Sekitar 1,36 juta orang setiap tahun meninggal karena kanker paru, ini menjadikan kanker ini sebagai penyebab kematian tertinggi, bukan hanya di Indonesia tapi juga dunia.

Pasien kanker paru banyak yang tak tertolong karena saat didiagnosis penyakitnya sudah stadium lanjut. Hal ini terjadi karena gejala kanker paru yang tak diketahui.

“Batuk tidak sembuh-sembuh, berat badan yang turun secara drastis, batuk berdarah, harus diwaspadai,” kata Andika.

Sebenarnya, kewaspadaan akan kanker paru ini sudah bisa dilakukan terhadap mereka yang memiliki faktor risiko seperti mereka yang merokok, baik merokok berat, merokok aktif, pasif dan bekas perokok, atau mereka yang memiliki riwayat kanker.

Baca juga: Lihatlah yang Terjadi pada Tubuh Setelah Kita Berhenti Merokok

5. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejumlah penyakit yang menyerang paru-paru untuk jangka panjang.

Penyakit ini menghalangi aliran udara dari dalam paru-paru, sehingga pengidapnya akan mengalami kesulitan dalam bernapas.

Sama seperti kanker, penyebab dari PPOK ini adalah kebiasaan merokok.

“Kalau kanker meneyebabkan sel upnormal, kalau PPOK ini elastisitas dari parunya berkurang sehingga menyebabkan penyempitan saluran napas,” ujar Andika.

Gejala PPOK hampir mirip dengan asma, yaitu batuk mengi, sesak napas berat, atau seringkali sesak napas saat beraktifitas. 

Karena prevalensi dari perokok cukup tinggi, hampir 384 juta orang menderita PPOK, dan 3 juta diantaranya meninggal.

Baca juga: Penderita Paru Obstruktif Kronis Rentan Terinfeksi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com