Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami, Dampak dari Cara Remaja Habiskan Waktu di Masa Pandemi

Kompas.com - 04/12/2020, 20:38 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber NY Times

Aktivitas yang menyenangkan mungkin menjadi pilihan yang sangat tepat ketika remaja mendapati diri mereka dirundung kekhawatiran tentang sekolah, teman sebaya, meningkatnya kasus Covid-19, atau apa pun.

Baca juga: Pentingnya Menanyakan Perasaan Anak di Masa Pandemi untuk Cegah Stres

Seorang profesor psikologi di Universitas Ohio yang mempelajari dampak stres dan mengatasi tubuh, Peggy Zoccola mengungkap tentang hal ini.

Dia mengatakan, merenungkan peristiwa yang tidak menyenangkan meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, serta memicu pelepasan hormon stres yang berkelanjutan.

"Sangat penting untuk dapat pulih dan tidak selalu mengeluarkan hormon stres ini," kata dia.

Menurut dia, mengalihkan pikiran dari peristiwa negatif dan menariknya ke pengalaman positif dapat mendorong pelepasan zat peningkat suasana hati alami dalam tubuh.

Hal ini berfungsi seperti opioid untuk membantu kita merasa lebih baik.

Meskipun begitu, memiliki terlalu banyak hal yang menyenangkan justru memberikan istirahat mental dan fisiologis yang berharga dari kondisi stres.

Zoccola mengungkapkan, jika aktivitas yang menyenangkan berlangsung terlalu lama, itu akan menghalangi kita untuk menangani masalah yang masih terjadi dan mungkin bisa menimbulkan masalah baru.

3. Menangkan pikiran dengan refleksi

Para remaja bisa mengisi waktu luangnya dengan aktivitas yang membutuhkan perhatian, tetapi tidak sepenuhnya memenuhi pikiran seperti menghabiskan waktu di alam atau mandi dalam waktu lama.

Upaya yang lebih menarik yakni bermain video game atau memecahkan teka-teki.

Baca juga: Mengatasi Kebiasaan “Over Thinking” Selama Pandemi

Dibandingkan dengan bermain media sosial, mungkin lebih baik menyisakan ruang bagi pikiran untuk berkelana dan berefleksi.

Avik Basu, Psikolog lingkungan di University of Michigan menjelaskan, aktivitas yang tidak membanjiri pikiran lebih cenderung restoratif.

Sebab, hal tersebut memungkinkan kita untuk refleksi dan di saat itulah sebagian dari otak kita benar-benar bisa mulai bekerja.

Refleksi yang tidak tergesa-gesa memungkinkan kita menyaring kekacauan mental, serta menghasilkan solusi yang segar dan berguna.

Memang, banyak dari kita mulai menghargai betapa banyak perawatan mental yang biasa kita lakukan saat melakukan perjalanan sehari-hari, atau berjalan di sepanjang rute yang biasa dilalui ketika pergi bekerja maupun sekolah.

Para remaja sekarang mungkin harus mencari aktivitas yang tidak terlalu penting ketika pikiran mereka terasa kacau.

Mereka juga membutuhkan dorongan orangtua untuk melakukannya dengan sekadar berjalan-jalan atau melihat keluar jendela.

Merawat kesehatan mental dan emosional kita sekarang sangat diperlukan dari biasanya.

Jadi, penting bagi orang-orang dari segala usia untuk mengambil waktu istirahat yang paling sesuai dengan kebutuhan saat itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Sumber NY Times
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com