KOMPAS.com — Sebelum pandemi datang, jika seseorang mengalami batuk, nyeri tubuh, dan kelelahan yang luar biasa biasanya akan digolongkan sebagai flu.
Namun, seiring dengan meningkatnya kasus covid-19, gejala tadi menunjukkan bahwa kita mungkin saja sudah mengidap penyakit berbahaya ini.
Segala sesuatu yang kita ketahui tentang penyakit pernafasan telah berkembang sepanjang tahun 2020, terutama gejalanya.
Ketika pandemi pertama kali menyerang, para dokter membuat negara waspada terhadap tiga tanda bahaya utama: demam, batuk kering, atau sesak napas.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat saat ini memiliki daftar 11 gejala resmi dari covid-19, yang masih belum mencakup setiap kemungkinan tanda penyakit.
Tetapi gejala tertentu tampaknya lebih umum daripada yang lain, termasuk demam tinggi, yang merupakan isyarat untuk melakukan pemeriksaan dokter.
Baca juga: Gejala Demam Karena Infeksi Virus
Mengapa covid-19 menyebabkan demam?
Pada pengertian paling mendasar, demam berarti suhu tubuh di atas normal. Demam berbeda dari suhu tinggi. CDC dan komunitas medis pada umumnya menganggap suhu setidaknya 38 derajat Celcius sebagai demam.
“Demam adalah respons alami tubuh terhadap infeksi, termasuk COVID-19,” kata pakar penyakit menular Amesh A. Adalja, M.D., peneliti senior di Johns Hopkins Center for Health Security.
Meningkatnya suhu tubuh terjadi karena sistem kekebalan tubuh mencoba membunuh patogen yang tidak diinginkan, yakni, virus atau bakteri.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.