Salah satu alasan respons fisik ini adalah adanya pelepasan kortisol. Kortisol adalah hormon yang memberi sinyal pada tubuh untuk melepaskan glukosa, sejenis gula yang memberikan energi ke otot. Otot akan membutuhkan glukosa saat melawan atau lari dari ancaman.
Meskipun sebagian besar pemicu stres yang kerap dihadapi tidak selalu dibarengi dengan respon fisik seperti di atas, namun perasaan stres, seperti stres karena pekerjaan, akan membuatmu merasa ingin melarikan diri dari kantor.
Respon ini masih akan memicu pelepasan kortisol yang menghambat produksi insulin dan mempersempit arteri.
Begitu rasa stres berlalu, kadar kortisol biasanya kembali normal, dan tubuh akan pulih dari efeknya.
Tetapi ketika stres menjadi kronis, kadar kortisol tetap tinggi dan dalam jangka panjang, ini dapat berubah menjadi sejumlah masalah, termasuk diabetes, penyakit kardiovaskular, dan masalah pencernaan kronis seperti sindrom iritasi usus besar.
Baca juga: Badan Nyeri dan Sakit, Bisa Jadi Gejala Stres!
Kabar baiknya, kamu bisa menghindari masalah kesehatan yang terkait dengan kekhawatiran kronis dengan mempelajari cara mengelola stres.
Dr Borland menyarankan langkah-langkah berikut untuk membantumu mengatasi stres:
Baca juga: 7 Cara Sederhana Mengatasi Stres dan Kecemasan
Khawatir adalah bagian dari hidup setiap orang, dan beberapa waktu belakangan bahkan telah membuat banyak orang stres.
Namun dengan mengambil langkah-langkah untuk mengelola stres secara proaktif, kamu dapat membantu memastikan bahwa kekhawatiran yang kamu rasakan sehari-hari, dengan tingkat ringan, tidak akan mengganggu kesehatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.