KOMPAS.com - Kemajuan teknologi tidak selamanya berdampak baik. Arus penyebaran informasi di internet tidak terbendung, sehingga banyak informasi yang beredar meski belum diketahui pasti kebenarannya.
Di masa pandemi, penggunaan internet dan media sosial yang tinggi pun menimbulkan informasi yang keliru tentang virus corona.
Satu studi menemukan, kesalahan informasi seputar Covid-19 bisa menyebabkan risiko serius di masyarakat.
Menurut dokter pengobatan keluarga Neha Vyas, MD, setidaknya ada 13 mitos keliru seputar Covid-19 yang beredar di internet. Apa saja?
1. Virus corona tidak menyebar di udara
Covid-19 menyebar dari satu orang ke orang lain melalui partikel pernapasan di saat seseorang yang terinfeksi virus berbicara, bersin, batuk, tertawa, bernyanyi, makan atau bernapas.
Partikel pernapasan kemudian dapat dihirup orang lain yang ada di dekatnya, dan orang tersebut bisa terinfeksi.
Di saat seseorang terkena virus tetapi ia belum mengetahuinya, ia bisa menyebarkan virus ke orang-orang di sekitarnya.
Hal ini menyebabkan virus menyebar cepat, terutama jika orang-orang tidak mematuhi protokol keamanan seperti memakai masker atau menjaga jarak.
Mengenakan masker wajah memberi perlindungan bagi orang-orang di sekitar kita dari droplet atau tetesan pernapasan kita, sekaligus melindungi kita dari tetesan pernapasan orang lain.
Baca juga: Covid-19 Menular Lewat Udara, Bagaimana Kita Melindungi Diri?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.