Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/12/2020, 14:30 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kemajuan teknologi tidak selamanya berdampak baik. Arus penyebaran informasi di internet tidak terbendung, sehingga banyak informasi yang beredar meski belum diketahui pasti kebenarannya.

Di masa pandemi, penggunaan internet dan media sosial yang tinggi pun menimbulkan informasi yang keliru tentang virus corona.

Satu studi menemukan, kesalahan informasi seputar Covid-19 bisa menyebabkan risiko serius di masyarakat.

Menurut dokter pengobatan keluarga Neha Vyas, MD, setidaknya ada 13 mitos keliru seputar Covid-19 yang beredar di internet. Apa saja?

1. Virus corona tidak menyebar di udara

Covid-19 menyebar dari satu orang ke orang lain melalui partikel pernapasan di saat seseorang yang terinfeksi virus berbicara, bersin, batuk, tertawa, bernyanyi, makan atau bernapas.

Partikel pernapasan kemudian dapat dihirup orang lain yang ada di dekatnya, dan orang tersebut bisa terinfeksi.

Di saat seseorang terkena virus tetapi ia belum mengetahuinya, ia bisa menyebarkan virus ke orang-orang di sekitarnya.

Hal ini menyebabkan virus menyebar cepat, terutama jika orang-orang tidak mematuhi protokol keamanan seperti memakai masker atau menjaga jarak.

Mengenakan masker wajah memberi perlindungan bagi orang-orang di sekitar kita dari droplet atau tetesan pernapasan kita, sekaligus melindungi kita dari tetesan pernapasan orang lain.

Baca juga: Covid-19 Menular Lewat Udara, Bagaimana Kita Melindungi Diri?

2. Masker selain N95 tidak dapat melindungi dari virus

Masker N95 adalah jenis masker yang diklaim memberi perlindungan maksimal karena menyaring 95 persen partikel udara.

Faktanya, jumlah masker wajah ini terbatas, dan diutamakan bagi petugas kesehatan di garda depan.

Masker bedah juga 95 persen efektif menyaring partikel udara, sementara masker kain dapat menyaring sekitar 50-80 persen partikel.

Supaya masker wajah dapat melindungi kita dan orang lain, masker harus dipakai dengan benar tanpa celah, memiliki beberapa lapisan menutupi mulut dan hidung.

Baca juga: Dari Berbagai Jenis Masker, Ini Masker Terbaik untuk Cegah Covid-19

3. Tidak perlu memakai masker di luar ruang

Berada di luar ruangan membuat kemungkinan tertular Covid-19 lebih rendah, tetapi kemungkinan itu tetap ada.

Partikel pernapasan bisa berada di udara luar dan menyebar dengan cepat dalam kondisi angin kencang.

4. Anak tidak perlu pakai masker karena tidak mudah sakit

Anak tidak rentan terinfeksi Covid-19, namun bukan berarti ia tidak kebal terhadap virus.

Ada sejumlah anak dengan sindrom inflamasi multisistem, penyakit berbahaya yang terkait virus corona.

Anak juga dianggap berperan dalam penyebaran komunitas Covid-19, sebab biasanya anak-anak tidak menutupi batuk atau bersin mereka dan tidak mencuci tangan dengan baik.

Karena anak cenderung memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, penting baginya memakai masker wajah untuk membantu mengurangi penyebaran virus.

Baca juga: Haruskah Memakai Masker walau Sedang di Rumah?

5. Tidak perlu mengikuti pedoman karena terus berubah

Virus corona disebut novel karena ini adalah virus baru yang tidak biasa.

Dokter, perawat, dan ilmuwan tidak belajar mengenai Covid-19 di sekolah kedokteran atau selama pelatihan mereka.

Informasi datang sangat cepat, dan kita perlu menanggapinya secara baik.

Jika dibandingkan informasi yang ada di bulan Maret saat awal pandemi, tentunya saat ini kita tahu lebih banyak mengenai virus corona. Sehingga, kita juga belajar pencegahan dan pengobatan virus tersebut.

6. Virus akan bermutasi, jadi tidak perlu mengikuti pedoman kesehatan

Mutasi virus adalah kejadian alami dan umum. Covid-19 juga berubah dan bermutasi selama beberapa bulan terakhir meski prosesnya lambat. Namun, ada cara untuk memperlambat atau mencegah penyebarannya.

Flu shot atau vaksin flu biasanya melindungi kita dari tiga atau empat virus influenza.

Mutasi atau jenis Covid-19 yang berbeda bukan alasan untuk tidak waspada. Justru kita harus mempraktikkan pedoman kesehatan dan melindungi populasi yang paling rentan sampai vaksin tersedia.

Baca juga: Jangan Tunggu Vaksin Covid-19 Datang, Terapkan Pola Hidup 3M Segera

7. Penderita Covid-19 punya harapan hidup 99 persen

Sebenarnya, virus ini bisa mematikan dan menyebabkan efek jangka panjang serius, dan banyak di antaranya yang belum diketahui.

Meskipun tingkat kematian akibat Covid-19 pada orang yang sehat dan kelompok usia muda terbilang rendah, kelompok tersebut tetap punya kemungkinan sakit parah karena virus.

Biasanya, gejala penyakit flu bertahan selama empat atau lima hari.

Namun, gejala Covid-19 bisa berlangsung sepuluh hari atau lebih dan memicu komplikasi jangka panjang serius, seperti pembekuan darah, masalah neurologis, dan kerusakan pada jantung, paru-paru, dan ginjal.

Secara umum, angka kematian berubah berdasarkan usia dan masalah medis lainnya.

Baca juga: Pengidap Covid-19 Alami Kelelahan Panjang, Bahkan Setelah Sembuh

8. Kita hanya bisa tertular virus saat menyentuh sesuatu

Seseorang yang menyentuh permukaan atau objek yang terkontaminasi dapat menularkan virus ke dirinya melalui mulut, hidung, atau mata.

Namun, terinfeksi virus akibat menyentuh objek bukanlah cara utama penyebaran virus.

Virus menyebar di udara melalui tetesan pernapasan yang dihembuskan dari mulut dan hidung seseorang yang terinfeksi.

Orang yang ada di dekatnya kemudian tanpa sadar dapat menghirup tetesan ini dan tertular virus.

Oleh karenanya, kita wajib mencuci tangan, tidak menyentuh wajah, dan mengenakan masker untuk melindungi diri dan orang di sekitar kita.

Baca juga: Tips Naik Ojek Selama New Normal untuk Hindari Penularan Virus

9. Masker masih efektif jika hanya menutupi mulut

Saat kita bersin, batuk atau bernapas, kita menggunakan mulut dan hidung. Karena itu masker wajah haruslah menutupi keduanya.

Menurunkan masker di bawah hidung membuat kita terpapar partikel yang berpotensi menular di udara di sekitar, serta membuat orang lain terkena tetesan pernapasan kita.

10. Alkohol dan cairan pembersih mulut efektif bersihkan masker

Obat kumur tidak mengandung alkohol yang memadai untuk membersihkan masker.

Selain itu, tidak dianjurkan merendam masker di dalam wadah yang berisi alkohol.

Baca instruksi atau cara membersihkan masker. Sebagian besar masker kain tahan lama dan bisa dimasukkan ke dalam mesin cuci.

Jika kita memiliki masker yang lebih lembut atau masker mempunyai petunjuk untuk dicuci dengan tangan, gunakan deterjen dan air panas atau hangat.

Gosok masker selama 30 hingga 60 detik, bilas, dan biarkan mengering.

Jangan menggunakan deterjen secara berlebihan agar tidak ada residu tertinggal pada masker yang dapat mengiritasi kulit.

Jika kita memakai masker bedah sekali pakai, buang setelah digunakan.

Baca juga: Jangan Sembarangan, Simak Tips Mencuci Masker yang Benar

11. Orang sehat tidak perlu memakai masker

Seringkali orang tidak sadar menyebarkan virus karena memiliki gejala yang ringan atau tanpa gejala sama sekali.

Hal ini bisa berbahaya jika orang yang merasa kondisinya sehat lalu tidak memakai masker atau menjaga jarak sosial dan menyebarkannya kepada orang lain.

12. Lebih baik tertular Covid-19 dan terbiasa dengan virus

Covid-19 bukanlah flu biasa. Penyakit ini lebih menular pada populasi tertentu dan meningkatkan keparahan penyakit serta komplikasi, berbeda dari penyakit biasa.

Virus corona juga bisa memicu kerusakan permanen pada otak, jantung, paru-paru, dan ginjal.

Saat ini, kita tidak tahu apakah jika sudah pernah terkena virus corona sekali akan kebal terhadap virus atau tidak.

13. Hasil tes Covid-19 tidak dapat dipercaya

Para ahli setuju tes Covid-19 sangat sensitif dan akurat. Kekeliruan pada hasil tes medis dapat terjadi, namun jarang.

Secara umum, sebagian besar tes Covid-19 lebih akurat hingga 90 persen.

Pengujian yang tidak akurat biasanya disebabkan oleh waktu dan sampel. Seseorang mungkin memiliki viral load atau beban virus yang sangat rendah saat hari-hari pertama ia terkena virus atau selama bagian akhir infeksi.

Jika sampel yang dikumpulkan buruk, itu juga dapat menyebabkan hasil yang tidak akurat.

Baca juga: Setelah Sembuh dari Infeksi Virus Corona, Akankah Pasien Menjadi Imun?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com