Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/12/2020, 19:26 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stres bisa dialami oleh siapa saja dan kapan saja. Faktor penyebabnya pun berbagai macam, entah itu akibat tuntutan kantor, atau kondisi keluarga.

Stres dapat berlangsung dalam jangka pendek dan sembuh dengan sendirinya, namun juga bisa berkembang menjadi stres kronis sehingga memicu kelelahan, sakit kepala, dan depresi.

Berdasarkan survei yang dilakukan lembaga American Psychological Association, hampir sepertiga orang di Amerika Serikat merasakan stres berdampak pada kesehatan fisik atau mental mereka.

Baca juga: Apa Ciri-ciri Anak Depresi yang Perlu Diwaspadai?

Gejala stres jarang disadari, namun dari tanda-tanda di bawah ini kita bisa mengetahui tingkat stres yang terjadi.

1. Ada benjolan di tubuh

Jika tubuh terdapat benjolan merah yang terasa gatal, bisa jadi benjolan itu dipicu stres.

Ketika tubuh mengalami stres berlebihan, sistem kekebalan menjadi tidak stabil dan tubuh mulai melepaskan senyawa kimia untuk melawan penyakit.

Apabila stres tidak kunjung hilang, tubuh akan mengembangkan reaksi alergi dan gatal-gatal.

Ketika sistem kekebalan melemah karena stres, kulit juga bisa teriritasi oleh sabun, cuaca dingin atau panas, losion, dan deterjen.

Jika ada benjolan, letakkan handuk dingin dan lembap di area yang terkena. Minum obat antihistamin apabila benjolan tidak hilang.

2. Berat badan tidak stabil

"Stres memicu pelepasan hormon kortisol, yang mengganggu kemampuan tubuh untuk memproses gula darah."

Baca juga: Bisa Berakibat Buruk, Waspadai Tanda Anak Depresi

Begitu penjelasan Shanna Levine, MD, dokter perawatan dan instruktur klinis kedokteran di Ichan School of Medicine di Mount Sinai, New York, AS.

"Stres mengubah cara kita memetabolisme lemak, protein, dan karbohidrat, yang dapat menyebabkan penambahan atau penurunan berat badan," lanjut dia.

Stres juga dapat menyebabkan orang berperilaku tidak sehat seperti makan berlebihan (overeating) atau kurang makan.

Konsumsi kacang karena protein di dalamnya dapat membantu jika kita kurang makan, dan serat membuat kita kenyang dan mencegah overeating.

3. Sakit kepala terus-menerus

Jika kita jarang sakit kepala, namun sakit itu datang tiba-tiba kepala, bisa jadi kita merasa stres.

Stres melepaskan senyawa kimia yang menyebabkan perubahan pada saraf dan pembuluh darah di otak, dan memicu sakit kepala.

Selain itu, stres dapat memicu atau memperburuk sakit kepala sebelah. Otot juga sering tegang saat kita stres, yang juga bisa menyebabkan sakit kepala.

Baca juga: Media Sosial Pemicu Depresi? Coba Pahami Dulu Fakta Ini...

Jika tidak ingin mengonsumsi ibuprofen, oleskan minyak lavender atau minyak peppermint ke pelipis saat merasa sakit kepala.

4. Perut mulas

Stres dapat mengganggu fungsi saluran pencernaan dan menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak asam pencernaan, sehingga perut terasa mulas.

"Ini juga memperlambat pengosongan makanan dari perut, yang menyebabkan gas dan kembung."

"Kondisi ini meningkatkan jumlah kontraksi usus besar, yang berujung pada kram dan diare," tutur Deborah Rhodes, MD, dokter penyakit dalam Mayo Clinic.

5. Pilek

Stres menekan sistem kekebalan, yang membuat kita lebih rentan sakit.

"Saat orang stres, mereka sakit. Penyakit bisa berupa pilek karena sistem kekebalan tidak dapat menghalau virus," kata Levine.

Para peneliti di Carnegie Mellon University di Pittsburgh melakukan uji coba dengan memberikan virus flu kepada partisipan.

Partisipan yang melaporkan mereka mengalami stres dua kali lipat berisiko jatuh sakit ketimbang mereka yang memiliki lebih sedikit masalah.

Baca juga: 3 Penyebab Depresi yang Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental Anak

Satu studi menemukan suplemen seng atau pelega tenggorokan dapat mengurangi durasi pilek sekitar satu hari jika diminum dalam waktu 24 jam setelah merasa sakit.

Meditasi, olahraga teratur, dan banyak tidur juga dapat membantu kita menghilangkan stres dan meningkatkan sistem kekebalan.

6. Tumbuh jerawat

Jika wajah tiba-tiba dipenuhi jerawat, stres dapat menjadi pemicunya.

Saat stres, tubuh memompa lebih banyak hormon seperti kortisol yang menyebabkan kelenjar kulit memproduksi lebih banyak minyak.

Seperti dikutip dari laman Healthline, minyak berlebih ini bisa terperangkap di dalam folikel rambut, bersama kotoran dan sel kulit mati yang menghasilkan jerawat.

Krim topikal yang mengandung benzoyl peroxide atau asam salisilat dapat membersihkan jerawat jika dioleskan secara teratur.

Jika ingin menggunakan cara alami, basuh wajah dengan teh hijau atau oleskan lidah buaya murni.

Baca juga: Kecanduan Ponsel Tanda Depresi, Benarkah?

Sifat antibakteri pada teh hijau dan lidah buaya dapat membantu proses penyembuhan jerawat.

7. Susah fokus

Stres juga bisa membuat kita sakit secara mental.

"Terlalu banyak hormon stres kortisol menjadikan kita lebih sulit fokus atau konsentrasi, dan masalah memori serta kecemasan atau depresi," kata Levine.

Kita perlu bersantai sampai kita bisa kembali fokus. Berlatihlah untuk menutup mata dan menarik serta membuang napas perlahan.

8. Rambut rontok

Kehilangan beberapa helai rambut adalah hal yang normal. Namun stres dapat mengganggu siklus pergantian folikel rambut lama dengan yang baru.

Baca juga: Waspadai Tanda-tanda Depresi akibat Pandemi

Stres mendorong sejumlah besar folikel rambut ke dalam fase istirahat, dan beberapa bulan kemudian rambut itu rontok.

Selain itu, stres dapat membuat sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut, yang mengakibatkan rambut rontok.

Dalam kondisi ini kita dituntut untuk sabar. Setelah tingkat stres kembali normal, rambut akan tumbuh kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com