Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Hal yang Menjadi Penanda Stres, tetapi Jarang Disadari

Kompas.com - 07/12/2020, 23:37 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Ketika tubuh mengalami stres yang berlebihan, baik untuk jangka waktu panjang maupun pendek, sistem kekebalan tubuh menjadi tidak bekerja dengan baik dan kita bisa lebih mudah terserang penyakit.

Ketika sistem kekebalan melemah karena stres, kulit juga bisa teriritasi oleh hal-hal yang sebelumnya tak pernah menjadi masalah, seperti sabun, udara dingin atau panas, losion, atau deterjen.

Karenanya, orang yang mengalami stres sering kali merasakan reaksi alergi dan gatal-gatal. 

Ini hanyalah salah satu tanda stres yang dapat menimbulkan masalah kesehatan, tetapi jarang disadari.

Bila kamu mengalami gatal-gatal dan beberapa hal lain di bawah ini, kamu mungkin sedang stres:

1. Berat badan naik atau turun

"Stres memicu pelepasan hormon kortisol, yang merusak kemampuan tubuh untuk memproses gula darah dan mengubah cara tubuh memetabolisme lemak, protein, dan karbohidrat."

"Hal ini dapat menyebabkan penambahan atau penurunan berat badan," kata Shanna Levine, MD, dokter perawatan dan instruktur klinis kedokteran di Icahn School of Medicine di Mount Sinai di New York City. 

Stres juga dapat menyebabkan orang melakukan perilaku tidak sehat, seperti makan berlebihan atau menjadi tidak doyan makan.

Hal yang harus dilakukan:

Pilihlah kacang sebagai camilan. Protein akan membantu jika kamu kurang makan, dan serat akan membuatmu kenyang jika kamu makan terlalu banyak.

Baca juga: Ketahui Masalah Kesehatan yang Sebabkan Berat Badan Naik

2. Sakit kepala tak kunjung reda

Jika selama ini kamu tak pernah mengalami sakit kepala dan tiba-tiba mengalaminya, kamu mungkin sedang mengalami stres.

Stres akan melepaskan bahan kimia yang dapat menyebabkan perubahan pada saraf dan pembuluh darah di otak. Hal ini menyebabkan sakit kepala.

Untuk kamu yang kerap mengalami migrain, stres akan membuatnya semakin parah.

Otot juga sering tegang saat kamu stres, yang juga bisa menyebabkan sakit kepala.

Apa yang harus dilakukan:

Jika kamu tidak ingin mengonsumsi ibuprofen, coba oleskan minyak lavender atau minyak peppermint ke pelipis saat sakit kepala muncul.

3. Perut mulas dan kram

Stres dapat mengganggu fungsi saluran pencernaan dan menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak asam lambung, yang mengakibatkan mulas.

"Stres juga memperlambat pengosongan makanan dari perut, yang menyebabkan gas dan kembung, serta dapat meningkatkan kontraksi usus besar, yang menyebabkan kram dan diare," kata Deborah Rhodes, MD, seorang dokter penyakit dalam Mayo Clinic.

Apa yang harus dilakukan:

Oleskan minyak yang hangat pada perut untuk meredakan mulas. Konsumsi obat bebas jika diare tak kunjung berhenti.

Baca juga: 5 Cara Menurunkan Asam Lambung: Tanpa Obat, Hanya Perlu Niat!

4. Kamu sering pilek

Stres menekan sistem kekebalan, yang membuatmu lebih mudah sakit dan lebih sulit melawan virus.

“Saat orang stres, mereka lebih mudah sakit karena sistem kekebalan tidak dapat menekan virus," kata Dr. Levine.

Dalam penelitian di Carnegie Mellon University, Pittsburgh, didapati bahwa orang yang menghadapi banyak stres lebih mudah jatuh sakit dibandingkan mereka yang memiliki sedikit masalah saat dipaparkan pada virus.

Apa yang harus dilakukan:

Satu studi menemukan bahwa suplemen yang mengandung seng atau pelega tenggorokan dapat memperpendek durasi pilek sekitar satu hari jika diminum dalam waktu 24 jam setelah merasa sakit.

Meditasi, olahraga teratur, dan banyak tidur juga dapat membantu menghilangkan stres dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

5. Berjerawat

Bila wajahmu tiba-tiba dipenuhi jerawat, ini bisa jadi salah satu gejala stres.

Saat kamu stres, tubuh akan memompa lebih banyak hormon, seperti kortisol, yang menyebabkan kelenjar kulit memproduksi lebih banyak minyak.

Minyak berlebih ini bisa terperangkap di dalam pori-pori, bersama dengan kotoran dan sel kulit mati, hal ini akan menghasilkan jerawat.

Apa yang harus dilakukan:

Gunakan krim topikal yang mengandung benzoyl peroxide atau asam salisilat yang dapat membersihkan jerawat jika dioleskan secara teratur.

Untuk pendekatan yang lebih alami, basuh wajah dengan teh hijau atau oleskan lidah buaya. Sifat antibakterinya dapat meningkatkan penyembuhan.

Baca juga: Menjaga Kebersihan, Kunci Utama Mengatasi Jerawat

6. Sulit berkonsentrasi

“Terlalu banyak hormon stres kortisol dapat membuat lebih sulit untuk fokus atau berkonsentrasi, menyebabkan masalah memori serta kecemasan atau depresi,” kata Dr. Levine.

Apa yang harus dilakukan:

Bersantai sampai kamu bisa kembali fokus. Berlatihlah untuk menutup mata dan menarik serta membuang napas perlahan, dan pusatkan konsentrasi pada napas.

7. Rambut rontok

Kehilangan beberapa helai rambut adalah hal yang normal (folikel rambut lama digantikan oleh yang baru seiring waktu), tetapi stres dapat mengganggu siklus tersebut.

Stres yang signifikan mendorong sejumlah besar folikel rambut ke dalam apa yang disebut fase istirahat, dan kemudian beberapa bulan kemudian rambut tersebut rontok.

Stres juga dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut, yang mengakibatkan rambut rontok.

Apa yang harus dilakukan:

Bersabarlah. Setelah tingkat stres kembali normal, rambut akan mulai tumbuh kembali.

Baca juga: 7 Penyebab Rambut Rontok dan Cara Mengatasinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com