Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/12/2020, 08:43 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Ahli patologi di Rumah Sakit Mount Sinai, Dr Ron Gordon menemukan bukti, bahwa kasus penyakit mesothelioma berhubungan langsung dengan penggunaan kosmetik yang terkontaminasi asbes.

"Saya yakin ini masalah kritis. Saya tidak mengatakan kosmetik adalah penyebab setiap jenis tumor, tetapi menjadi hanya menjadi salah satunya saja," terangnya kepada Insider.

Kurangnya pengawasan yang ketat

Kontaminasi asbes selama produksi dapat menjadi masalah pada produk bedak maupun kosmetik lainnya.

Mengingat asbes merupakan hasil tambang yang sering dipakai dalam industri otomotif, konstruksi, dan tekstil. 

Baca juga: Waspada 8 Faktor Risiko Kanker Paru Ini, dari Asbes hingga Radon

EWG sangat mendorong sistem pengawasan yang lebih baik untuk mencegah produk mengandung asbes masuk ke tubuh manusia.

Masih banyak produsen bedak yang tidak diharuskan untuk menguji adanya asbes atau memperingatkan kemungkinan terjadinya kontaminasi.

Selain itu, FDA tidak memiliki kewenangan untuk menarik bedak yang terkontaminasi meskipun perusahaan dapat melakukannya secara sukarela.

"Tidak ada cara untuk mengetahuinya kecuali jika perusahaan melakukan pengujian rutin," ungkap Leiba.

"Perusahaan juga tidak menggunakan label bahan yang bertuliskan bedak dengan sentuhan asbes," imbuh dia.

Atas dasar ini, pakar kesehatan masyarakat dan pendukung konsumen mendorong undang-undang yang lebih ketat mencakup persyaratan pengujian yang seragam, serta pelabelan yang lebih transparan.

Gordon dan Leiba merekomendasikan masyarakat agar menghindari kosmetik berbasis bedak. Bila memungkinkan, beli kosmetik dari perusahaan yang memiliki praktik pengujian ketat dan terdokumentasi dengan baik.

"Saya akan merekomendasikan 100 persen orang-orang berhenti menggunakan produk yang berbentuk bubuk seperti bedak," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com