Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/12/2020, 13:43 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penurunan hasrat seksual bisa terjadi kapan saja. Mood untuk melakukan hubungan seksual bisa saja terganggu karena banyak hal.

Menurut Sheryl Kingsberg, PhD, kepala pengobatan perilaku di University Hospitals Cleveland Medical Center, dorongan seks itu seperti nafsu makan, yang bisa naik turun kapan saja.

Mengapa dorongan seks menurun?

Penurunan nafsu seksual sering kali disebabkan oleh kombinasi faktor biologis, psikologis, dan sosial. Berikut beberapa alasan mengapa seseorang tak lagi berminat dengan hubungan seks:

1. Sedang stres

Jika masalah pekerjaan, masalah keluarga, atau pertengkaran dengan teman membebani pikiranmu, kemungkinan besar dorongan seks juga akan menurun.

“Jika ada terlalu banyak pikiran yang membuat cemas atau gelisah, itu akan memengaruhi kemampuan untuk memproses dan menanggapi isyarat seksual,” jelas Kingsberg.

2. Sakit saat berhubungan seks

Ketidaknyamanan saat berhubungan seks membuat seseorang tak lagi memikirkan kenikmatan yang mungkin didapat.

“Tetapi banyak wanita yang mengalami rasa sakit seperti ini mengira bahwa apa yang mereka rasakan adalah hal yang normal,” kata Irwin Goldstein, MD, direktur pengobatan seksual di Rumah Sakit Alvarado di San Diego, California.

Padahal rasa nyeri bukanlah hal normal, tetapi itu umum terjadi. Tiga dari empat wanita merasakan sakit saat berhubungan seks pada suatu waktu dalam hidup mereka, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists.

Baca juga: Tak Hanya Wanita, Pria Juga Bisa Alami Nyeri Usai Bercinta

3. Pengobatan

Obat-obatan bisa sangat membantu untuk kondisi medis tertentu. Tetapi efek samping dari beberapa jenis obat bisa membuat hasrat seksual menurun.

Salah satu contohnya adalah SSRI (penghambat reuptake serotonin selektif), yang dapat mengatasi depresi tetapi juga meningkatkan serotonin. Obat ini bisa menjadi penghambat dorongan seksual.

Sekitar 40 persen disfungsi seksual pada orang dengan depresi dapat dikaitkan dengan antidepresan, menurut makalah 2016 di Mayo Clinic Proceedings.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com