BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Prodia

Usaha Turunkan Berat Badan Tak Terpengaruh Usia, Ini Buktinya...

Kompas.com - 10/12/2020, 17:08 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Ketika banyak orang kerap berasumsi bahwa menurunkan berat badan menjadi lebih sulit ketika usia kian bertambah, sebuah penelitian membuktikan sebaliknya.

Hasil penelitian tersebut menawarkan dorongan untuk orang berumur untuk kian termotivasi mendapatkan manfaat kesehatan dengan mencapai berat badan yang ideal.

Penelitian ini dilakukan dalam sebuah program obesitas di rumah sakit di Inggris.

Baca juga: Tak Cuma Obesitas, Makanan Tinggi Lemak dan Gula Picu Nyeri Otot

Terbukti, penurunan berat badan tidak dipengaruhi oleh usia, dengan hasil yang secara statistik setara untuk orang yang lebih muda dan juga orang yang berusia lebih dari 60 tahun.

Penulis studi senior Dr. Thomas Barber, pimpinan ilmiah Unit Penelitian Metabolisme Manusia di Fakultas Kedokteran Warwick, di Inggris memberikan penjelasannya.

Penurunan berat badan merupakan hal yang penting bagi semua orang, namun seiring dengan bertambahnya usia penambahan berat badan kerap berelasi dengan penyakit bawaan."

"Masalah itu muncul karena bagian dari efek penuaan. Itu harus diterima," kata Barber.

Dia menyebutkan, penurunan berat badan dapat membantu orang berumur untuk mengatasi lebih dari 50 penyakit penyerta yang umum muncul di usia tersebut.

Misalnya diabetes, osteoartritis, dan gangguan mood seperti kecemasan dan depresi.

Baca juga: Ini Alasannya Obesitas Bisa Sebabkan Diabetes

Berat badan pun berelasi dengan peningkatan angka kematian, dan kurangnya kesejahteraan pada orang berumur.

"Ada sejumlah alasan mengapa orang mungkin mengalami penurunan berat badan yang lebih sedikit seiring bertambahnya usia," kata Barber.

"Ini termasuk perspektif 'ageist' bahwa penurunan berat badan tidak relevan untuk orang berumur."

"Juga, kesalahpahaman tentang berkurangnya kemampuan orang berumur untuk menurunkan berat badan melalui modifikasi pola makan dan peningkatan olahraga," kata dia.

Penelitian

Tim menganalisa catatan medis dari 242 orang yang dipilih secara acak yang telah berpartisipasi dalam layanan obesitas khusus.

Layanan tersebut disediakan dalam program Warwickshire Institute for the Study of Diabetes, Endocrinology, and Metabolism (WISDEM) antara tahun 2005-2016.

Para peneliti membagi responden menjadi dua kelompok: orang di bawah 60 tahun dan orang berusia 60–78 tahun.

Semua responden mengalami obesitas yang tidak wajar pada awalnya, dengan pengukuran BMI (body mass index) lebih dari 40.

Baca juga: Terungkap, Hubungan Obesitas, Peradangan Otak, dan Hobi Makan Banyak

Penelitian tersebut lantas membandingkan hasil penurunan berat badan pada kedua kelompok.

Peserta program mengelola berat badan responden tersebut dengan perubahan pola makan dan lebih banyak olahraga.

Profesional medis juga menyesuaikan program untuk kebutuhan setiap individu. Dukungan psikologis, dan dorongan juga diberikan.

Para peneliti melakukan pengukuran berat badan, sebelum dan sesudah mengikuti program WISDEM.

Di saat kelompok yang lebih tua menghabiskan sedikit waktu dalam program - 33,6 bulan dibandingkan dengan 41,5 bulan - penurunan berat badan pada kedua kelompok secara statistik setara.

Orang-orang dalam kelompok yang lebih tua kehilangan rata-rata 7,3 persen dari berat badan, sedangkan kelompok di bawah 60 tahun kehilangan 6,9 persen.

Baca juga: Obesitas Tak Melulu soal Berat Badan, Sepakat?

Dengan kesimpulan ini, maka bagi mereka -khususnya, yang sudah berumur dengan masalah kesehatan, penurunan berat badan menjadi penting dan bukan hal yang lebih sulit.

“Usia seharusnya tidak menjadi penghalang untuk manajemen gaya hidup obesitas."

"Daripada memasang penghalang bagi lansia untuk mengakses program penurunan berat badan, kita harus secara proaktif memfasilitasi proses tersebut."

"Melakukan hal sebaliknya akan memicu risiko lebih lanjut, dan pengabaian yang tidak perlu terhadap orang lansia melalui kesalahpahaman masyarakat tentang usia tadi," kata Barber.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com