- Kesulitan menulis dengan jelas (membuat kesalahan dalam ejaan, tata bahasa, dan tanda baca)
- Cenderung menghabiskan waktu yang lama saat harus menyelesaikan pekerjaan rumah atau menyelesaikan ujian
- Memiliki tulisan tangan yang berantakan
- Bicara pelan-pelan
- Menghindari membaca dengan suara keras
- Menggunakan kata yang salah dan tidak sesuai dengan fungsinya pada kalimat
- Tidak dapat mengingat nama kata, jadi mereka mungkin sering mengucapkan "um" atau "uh"
Baca juga: 5 Dampak Negatif Media Sosial terhadap Remaja, Orangtua Perlu Tahu
Jika anak mengalami gejala ini, bicarakan dengan guru untuk mencari tahu apa yang terjadi di kelas. Kemudian, hubungi dokter anak untuk memastikan masalah kesehatan seperti gangguan pendengaran atau kehilangan penglihatan yang mungkin menjadi penyebab terjadinya hal ini.
Jika disleksia adalah penyebabnya, dokter dapat merujuk orangtua ke spesialis untuk tes dan pengobatan lebih lanjut.
Semakin dini anak-anak didiagnosis, semakin cepat mereka dapat memulai perawatan untuk meningkatkan kemampuan bahasa dan menulis mereka.
4. Gejala disleksia pada orang dewasa
Orang yang tidak didiagnosis dengan disleksia saat masih anak-anak mungkin akan mengetahui di kemudian hari bahwa mereka mengidap kelainan ini.
Orang dewasa yang menderita disleksia mungkin mengalami kesulitan saat harus melakukan hal-hal berikut ini.
Baca juga: Stres Belajar Online Picu Remaja Bunuh Diri, Apa Komentar Psikolog?
- Membaca, membaca dengan kecepatan yang baik, atau aktivitas menarik yang melibatkan membaca
- Mengeja, menghafal atau mengingat kata-kata