Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/12/2020, 20:52 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pasti kita pernah bertanya-tanya tentang inisial YKK yang berada di banyak kepala ritsleting pada beragam produk, mulai dari celana, tas atau pun jaket.

Inisial tersebut muncul pada ritsleting di berbagai merek dan jenis perlengkapan. Artinya, kita juga akan menemukannya, bahkan pada tas mahal sekelas Hermes sekalipun.

Huruf-huruf itu ternyata adalah singkatan dari bahasa Jepang yakni "Yoshida Kogyo Kabushikikaisha", yang jika diterjemahkan menjadi "Yoshida Company Limited".

Seperti yang sudah kita duga, perusahaan ini adalah produsen ritsleting besar, yang menghasilkan kira-kira sekitar tujuh juta ritsleting setiap tahun untuk pasar dunia.

Sebagian besar desainer sudah mempercayai merek ritsleting tersebut sejak tahun 1934.

"YKK membuat ritsleting yang sangat dapat diandalkan, mengirimkannya tepat waktu, menawarkan berbagai warna, bahan, dan gaya," ungkap penulis Slate, Seth Stevenson.

Meski perusahaannya sangat tenar, YKK bukanlah penemu utama ritsleting. Risleting pertama kali diciptakan di Amerika Serikat pada tahun 1980-an oleh Whitcomb L. Judson.

Perusahaan milik Ludson masih ada dengan nama Talon, Inc yang digunakan oleh berbagai brand di antaranya Brooks Brothers dan Uniqlo.

Sementara itu, YKK muncul ketika pendiri Tadao Yoshida memutuskan dia tidak puas dengan metode produksi yang ada.

Di pabriknya, setiap aspek produksi dilakukan di dalam perusahaan. 

"YKK melebur kuningannya sendiri, membuat poliesternya sendiri, memutar dan memelintir benang sendiri."

"Mereka juga menenun dan mewarnai kain untuk pita ritsletingnya, serta menempa dan membentuk gigi ritsletingnya," kata sebuah sumber di Los Angeles Times.

Dengan tingkat detail dan kontrol seperti itu, tidak heran apabila perusahaan YKK mengambil alih hampir semua produksi ritsleting di dunia.

"Ada masalah kualitas di masa lalu ketika kami menggunakan ritsleting yang lebih murah."

"Sekarang kami tetap menggunakan YKK," kata seorang desainer, Trina Turk.

"Ketika pelanggan membeli celana seharga 200 dolar AS atau sekitar Rp 2,8 juta, sebaiknya mereka memiliki ritsleting yang bagus."

"Sebab, pelanggan akan menyalahkan brand pembuat pakaian meskipun bagian yang rusak ada pada ritsleting," ujar Turk dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com