Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/12/2020, 07:25 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Time

Sekali lagi, vaksin tidak 100 persen melindungi tubuh dari infeksi virus. Sehingga protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan menghindari pertemuan di dalam ruangan tetap wajib dipraktikkan.

Nantinya, akan lebih banyak data yang bisa menjadi petunjuk apakah orang yang mendapat vaksin dan tidak mengalami gejala Covid-19 masih bisa menularkan virus kepada orang lain atau tidak.

Namun hal itu belum diketahui, jadi para ahli mengingatkan pentingnya menerapkan kebiasaan yang sudah terbukti menghambat penyebaran Covid-19.

Baik Moderna dan Pfizer berencana mengajukan otorisasi untuk mulai mendistribusikan vaksin mereka.

Setelah mendapat izin, butuh waktu bagi keduanya untuk mengirimkan vaksin ke rumah sakit, kantor dokter dan apotek.

Kedua perusahaan sudah mulai memproduksi vaksin, tetapi produksi tersebut masih belum memenuhi permintaan akan vaksin di tahun ini.

Karena terbatas,  pendistribusian vaksin dilakukan secara bertahap.

Proses pendistribusian vaksin dimulai dari kelompok berisiko tertinggi seperti petugas kesehatan dan pekerja garda depan lainnya, diikuti pekerja di sektor esensial seperti first responder dan aparat penegak hukum.

Kemudian, barulah orang lanjut usia dan orang dengan penyakit bawaan mendapat giliran diberi vaksinasi, dan seluruh populasi penduduk di dunia pada akhirnya.

Baca juga: Mungkinkah Vaksin Covid-19 Benar-benar Aman untuk Tubuh?

Jika banyak orang diberi vaksin dan vaksin tersebut mampu menangkal virus, pengendalian pandemi dengan cara herd immunity atau kekebalan kelompok, besar kemungkinan tidak akan terjadi hingga tahun depan.

"Bila sebagian penduduk divaksinasi, dan beban kasus turun ke tingkat yang sangat rendah, baru kita akan dapat bernapas lega tanpa masker."

Begitu kata Emanuel Goldman, profesor mikrobiologi di Rutgers University.

Dia menambahkan, selanjutnya para peneliti harus tetap waspada dalam melacak setiap perubahan pada virus karena semakin sedikit induk yang bisa menjadi tempat pelarian virus.

"Virus mungkin memiliki cara lain dan membuat vaksin menjadi kurang efektif."

Pemberian vaksin kepada banyak orang dan memantau bagaimana sistem kekebalan mereka bereaksi bisa memudahkan para ahli untuk menemukan cara penanganan Covid-19 yang lebih baik.

"Pesan besarnya adalah kita memiliki alat tambahan dalam bentuk vaksin untuk memerangi Covid-19, tetapi itu belum cukup," terang Dr Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases.

"Mudah-mudahan saat negara dan dunia mendapat vaksinasi besar-besaran, virus ini akan mundur tanpa tempat tujuan karena semua orang terlindungi."

Baca juga: Vaksin Covid-19 dan Masa Depan Travelling

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Time
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com