Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/12/2020, 10:23 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

"Tingkat kerusakan endotel memprediksi terjadinya kejadian kardiovaskular di masa depan, seperti pada infark miokard akut, kata Prof Jose Lopez-Miranda.

Lopez-Miranda adalah penulis studi dan koordinator kelompok penelitian Nutritional Genomics and Metabolic Syndrome di Maimonides Biomedical Research Institute of Cordoba, Spanyol.

Baca juga: Diet Mediterania Ternyata Dapat Membantu Atasi Stres, Kok Bisa?

"Jika kami dapat mengambil tindakan pada tahap awal, mendorong regenerasi endotelium dan fungsi endotel yang lebih baik, kami dapat mencegah serangan jantung dan penyakit jantung terulang kembali," tambah dia.

Para peneliti menganalisis data sebagai bagian dari studi Coronary Diet Intervention with Olive Oil and Cardiovascular Prevention.

Studi yang terkontrol secara acak ini dilakukan untuk menentukan manfaat diet mediterania dibandingkan diet rendah lemak dalam fungsi endotel.

Riset ini melibatkan 1.002 orang dengan penyakit jantung koroner yang tidak mengalami kejadian koroner dalam enam bulan terakhir.

Para peneliti menggunakan dilatasi yang dimediasi aliran untuk menentukan tingkat dasar disfungsi endotel di antara para peserta.

Peneliti kemudian membagi peserta ke dalam dua kelompok.

Kelompok pertama mengikuti diet mediterania selama satu tahun, dan kelompok lainnya mengikuti diet rendah lemak dengan durasi yang sama.

Di akhir tahun, tim mengukur kembali fungsi endotel para peserta. Secara total, 805 partisipan menyelesaikan penelitian tersebut.

Diet mediterania lebih bermanfaat bagi jantung

Dibandingkan diet rendah lemak, diet mediterania meningkatkan fungsi endotel peserta.

"Kami mengamati model diet mediterania menghasilkan fungsi endotel lebih baik."

"Artinya arteri lebih fleksibel dalam beradaptasi dengan berbagai situasi yang membutuhkan aliran darah lebih besar," ujar Lopez-Miranda.

Para peneliti juga mencatat, kemampuan endotelium untuk beregenerasi menjadi lebih baik.

"Kami mendeteksi penurunan drastis kerusakan pada endotel, bahkan pada pasien dengan risiko yang parah," kata peneliti.

Baca juga: Diet Mediterania Dinilai Memiliki Manfaat Kesehatan Jangka Panjang

Para peneliti juga menemukan diet mediterania menghasilkan peningkatan kadar kolesterol lipoprotein densitas tinggi.

Juga terjadi penurunan glukosa puasa dan protein C-reaktif di antara para peserta.

Peningkatan ini lebih besar dibandingkan peserta yang menjalani diet rendah lemak.

Berangkat dari temuan tersebut, diyakini beralih ke diet mediterania dapat membantu mengurangi risiko kerusakan endotel, penyakit jantung koroner, dan kejadian koroner di masa depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com