Riset ini melibatkan 1.002 orang dengan penyakit jantung koroner yang tidak mengalami kejadian koroner dalam enam bulan terakhir.
Para peneliti menggunakan dilatasi yang dimediasi aliran untuk menentukan tingkat dasar disfungsi endotel di antara para peserta.
Peneliti kemudian membagi peserta ke dalam dua kelompok.
Kelompok pertama mengikuti diet mediterania selama satu tahun, dan kelompok lainnya mengikuti diet rendah lemak dengan durasi yang sama.
Di akhir tahun, tim mengukur kembali fungsi endotel para peserta. Secara total, 805 partisipan menyelesaikan penelitian tersebut.
Dibandingkan diet rendah lemak, diet mediterania meningkatkan fungsi endotel peserta.
"Kami mengamati model diet mediterania menghasilkan fungsi endotel lebih baik."
"Artinya arteri lebih fleksibel dalam beradaptasi dengan berbagai situasi yang membutuhkan aliran darah lebih besar," ujar Lopez-Miranda.
Para peneliti juga mencatat, kemampuan endotelium untuk beregenerasi menjadi lebih baik.
"Kami mendeteksi penurunan drastis kerusakan pada endotel, bahkan pada pasien dengan risiko yang parah," kata peneliti.
Baca juga: Diet Mediterania Dinilai Memiliki Manfaat Kesehatan Jangka Panjang
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.