Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/12/2020, 10:23 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dibandingkan jenis diet lainnya, diet mediterania tidak mewajibkan kita untuk sepenuhnya meninggalkan makanan favorit.

Jenis diet ini cenderung mengubah gaya hidup karena mendorong kita untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan biji-bijian, protein tanpa lemak, dan lemak tak jenuh.

Karena itu, banyak yang beranggapan diet mediterania sebagai program diet dengan rencana makan terbaik, khususnya bagi yang memiliki gangguan atau masalah pada jantung.

Berdasarkan penelitian yang dirangkum ke dalam jurnal PLOS Medicine, para peneliti menemukan, diet mediterania dapat meningkatkan fungsi endotel pada penderita penyakit jantung koroner.

Baca juga: Mengenal Diet Mediterania Hijau yang Diklaim Lebih Sehat, Mau Coba?

Endotelium adalah selaput tipis yang melapisi bagian dalam pembuluh darah dan jantung. Selaput ini berperan penting untuk fungsi sistem kardiovaskular.

Penyakit jantung

Berdasarkan data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, setiap 1:4 orang di negara itu meninggal karena penyakit jantung.

Tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atau merokok meningkatkan kemungkinan terkena penyakit jantung.

Penyakit jantung meningkatkan risiko masalah kardiovaskular, seperti serangan jantung, aritmia, atau gagal jantung.

Dengan begitu, mengubah pola makan adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko penyakit jantung.

Para peneliti sudah lama menunjukkan manfaat diet mediterania bagi kesehatan jantung.

Diet mediterania mencakup pilihan makanan seperti minyak zaitun, sayuran, kacang kacangan, polong-polongan, buah-buahan, dan biji-bijian, sedikit susu dan daging, serta ikan dan anggur merah dalam jumlah sedang.

American Heart Association (AHA) juga mengaitkan diet rendah lemak dengan perbaikan kesehatan jantung.

Jenis diet ini mengurangi semua jenis lemak dan menambah jumlah karbohidrat kompleks.

Tim penelitian menguji efek dari setiap jenis makanan pada endotel karena disfungsi endotel adalah prediktor penyakit kardiovaskular.

"Tingkat kerusakan endotel memprediksi terjadinya kejadian kardiovaskular di masa depan, seperti pada infark miokard akut, kata Prof Jose Lopez-Miranda.

Lopez-Miranda adalah penulis studi dan koordinator kelompok penelitian Nutritional Genomics and Metabolic Syndrome di Maimonides Biomedical Research Institute of Cordoba, Spanyol.

Baca juga: Diet Mediterania Ternyata Dapat Membantu Atasi Stres, Kok Bisa?

"Jika kami dapat mengambil tindakan pada tahap awal, mendorong regenerasi endotelium dan fungsi endotel yang lebih baik, kami dapat mencegah serangan jantung dan penyakit jantung terulang kembali," tambah dia.

Para peneliti menganalisis data sebagai bagian dari studi Coronary Diet Intervention with Olive Oil and Cardiovascular Prevention.

Studi yang terkontrol secara acak ini dilakukan untuk menentukan manfaat diet mediterania dibandingkan diet rendah lemak dalam fungsi endotel.

Riset ini melibatkan 1.002 orang dengan penyakit jantung koroner yang tidak mengalami kejadian koroner dalam enam bulan terakhir.

Para peneliti menggunakan dilatasi yang dimediasi aliran untuk menentukan tingkat dasar disfungsi endotel di antara para peserta.

Peneliti kemudian membagi peserta ke dalam dua kelompok.

Kelompok pertama mengikuti diet mediterania selama satu tahun, dan kelompok lainnya mengikuti diet rendah lemak dengan durasi yang sama.

Di akhir tahun, tim mengukur kembali fungsi endotel para peserta. Secara total, 805 partisipan menyelesaikan penelitian tersebut.

Diet mediterania lebih bermanfaat bagi jantung

Dibandingkan diet rendah lemak, diet mediterania meningkatkan fungsi endotel peserta.

"Kami mengamati model diet mediterania menghasilkan fungsi endotel lebih baik."

"Artinya arteri lebih fleksibel dalam beradaptasi dengan berbagai situasi yang membutuhkan aliran darah lebih besar," ujar Lopez-Miranda.

Para peneliti juga mencatat, kemampuan endotelium untuk beregenerasi menjadi lebih baik.

"Kami mendeteksi penurunan drastis kerusakan pada endotel, bahkan pada pasien dengan risiko yang parah," kata peneliti.

Baca juga: Diet Mediterania Dinilai Memiliki Manfaat Kesehatan Jangka Panjang

Para peneliti juga menemukan diet mediterania menghasilkan peningkatan kadar kolesterol lipoprotein densitas tinggi.

Juga terjadi penurunan glukosa puasa dan protein C-reaktif di antara para peserta.

Peningkatan ini lebih besar dibandingkan peserta yang menjalani diet rendah lemak.

Berangkat dari temuan tersebut, diyakini beralih ke diet mediterania dapat membantu mengurangi risiko kerusakan endotel, penyakit jantung koroner, dan kejadian koroner di masa depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com