Sedangkan dalam jangka panjang, dampaknya adalah penurunan performa anak di sekolah, perubahan atensi dan sosial (kurang tanggap terhadap lingkungan sekitar), serta perubahan perilaku pada anak.
Anak menjadi tidak aktif bergerak, kurang memberikan atensi terhadap lingkungan, dan tidak responsif. Selain itu, anak menjadi mudah letih, lelah, dan lesu.
“Ada suatu studi yang mengatakan, anak-anak yang anemia cenderung lebih penakut dan peragu untuk mencoba sesuatu yang baru,” tambah Nurul.
Baca juga: Kenali Tanda Kekurangan Zat Besi, Mulut Kering Termasuk di Antaranya
Pencegahan
Seperti yang dikatakan sebelumnya, anemia karena kekurangan zat besi dapat dicegah. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan orangtua agar anaknya tidak mengalami dampak negatif dari kekurangan zat besi.
Pertama, melakukan uji saring pemeriksaan hemoglobin. Lalu berikan anak makanan yang merupakan sumber zat besi.
“Sumber zat besi yang paling kaya adalah protein hewani seperti daging merah, daging ayam, hati. Baru setelah itu dipenuhi dari protein nabati seperti kacang-kacangan,” ujar Nurul.
Selain itu, anak juga bisa mengonsumsi makanan atau minuman yang difortifikasi zat besi, seperti susu. Sebab pemenuhan zat besi pada anak dari makanan dan minuman masih kurang mengingat porsi makannya yang terkadang tidak teratur.
Baca juga: Manfaat Zat Besi bagi Tubuh dan Cara Mendapatkannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.