Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strain Baru Virus Corona Ditemukan, Bagaimana Nasib Vaksin?

Kompas.com - 17/12/2020, 20:09 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber BBC

Protein spike atau protein lonjakan ini bentuknya meruncing seperti paku dan menancap di permukaan virus.

Baca juga: Varian Baru Mutasi Virus Corona Ditemukan di Inggris, Apa Kata Ahli?

Mutasi N501 mengubah bagian terpenting dari protein lonjakan, yang dikenal sebagai domain pengikat reseptor. Di sinilah protein lonjakan melakukan kontak pertama dengan permukaan sel tubuh seseorang.

Segala perubahan yang mempermudah virus untuk masuk ke dalam tubuh akan memberikan keuntungan bagi virus tersebut.

Mutasi virus lainnya yang bernama H69/V70 telah muncul beberapa kali.

Ada kekhawatiran antibodi dari darah survivor atau penderita kurang efektif menyerang varian virus tersebut.

Prof Alan McNally dari University of Birmingham mengatakan jika varian baru virus memang ada tetapi informasi yang terkumpul belum final.

"Masih terlalu dini untuk membuat kesimpulan tentang penting atau tidaknya varian baru ini," tambahnya.

Vaksin

Mutasi pada protein lonjakan menimbulkan pertanyaan tentang keefektifan vaksin virus corona.

Baca juga: BPOM Pastikan Vaksin Covid-19 Aman dan Efektif Sebelum Diedarkan

Pasalnya, tiga vaksin dari Pfizer, Moderna, dan Oxford melatih sistem kekebalan untuk menyerang lonjakan tersebut.

Namun, tubuh belajar menyerang beberapa bagian protein lonjakan. Itulah alasannya pejabat kesehatan yakin vaksin bisa bekerja dengan baik melawan strain virus ini.

Jika dibandingkan antara sampel virus yang diambil saat ini dengan sampel yang pertama kali terlihat di Wuhan, China, terdapat sekitar 25 mutasi virus.

Kemunculan strain virus lain yang diberi nama G614 dipandang banyak orang sebagai virus yang memiliki kemampuan menyebar lebih baik.

Imunisasi atau pemberian vaksin secara massal diprediksi akan membuat virus bekerja lebih keras untuk menginfeksi orang yang sudah mendapat vaksin.

Apabila vaksin yang ada nantinya mendorong virus untuk berevolusi, artinya vaksin juga harus diperbarui secara teratur.

Baca juga: INFOGRAFIK: 6 Vaksin Covid-19 yang Akan Digunakan di Indonesia


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com