Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/12/2020, 23:19 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Time

Wanita yang mengalami kondisi ini cenderung memiliki gejala yang muncul tepat setelah hubungan seks tanpa kondom atau kontak langsung dengan sperma.

Lalu, gejala tersebut bisa berlangsung lebih dari 24 jam. Tetapi dalam banyak kasus, dokter mungkin salah mendiagnosis kondisi tersebut sebagai infeksi atau vaginitis kronis.

Bagaimana cara mengetahui kondisi alergi sperma ini?

Prediktor pertama dan yang paling jelas adalah jika seorang perempuan mengalami beberapa gejala di atas setelah berhubungan seks tanpa kondom. Namun, gejala tak muncul saat pasangan memakai kondom.

Baca juga: Waspadai, Potensi Risiko Kesehatan akibat Menelan Sperma

Carroll mengatakan, tes tusuk kulit dan profil antibodi darah dapat memastikan alergi semacam ini.

Penggunaan kondom adalah solusi yang efektif, meskipun itu tidak akan membantu pasangan yang sedang mencoba untuk memiliki keturunan.

Kabar baiknya, penelitian Carroll menunjukkan kondisi alergi ini tidak mengganggu kemampuan wanita untuk hamil.

Jadi, jika seorang perempuan memiliki alergi sperma, dan mencoba untuk mendapat keturunan, maka masih ada upaya yang dapat dilakukan.

Tentu, hal pertama yang bisa dicoba adalah dengan berkonsultasi kepada dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com