SEORANG kawan yang hamil di trimester pertama memutuskan untuk mengambil tes bernama NIPT (Non Invasive Prenatal Testing). Fungsinya, mengetahui potensi kelainan genetik pada janin. Kelainan seperti down syndrome, trisomy 18, hingga patau syndrome bisa terdeteksi dalam usia janin yang masih belia.
Karena melibatkan teknologi tinggi, harga tes ini terbilang mahal, di atas Rp 5 juta.
Nah, karena harganya yang relatif tidak bisa dijangkau oleh kalangan menengah Indonesia, kawan saya yang sedang hamil 8 minggu ini harus siap berkonfrontasi dengan suami, bahkan orang tuanya sendiri, yang tidak sepakat untuk mengambil tes tersebut.
Sebenarnya, suaminya akan lebih mudah dipersuasi bila orang tua kawan saya ini tidak secara frontal menyatakan ketidaksetujuannya. Ada perbedaan cara pandang antara kawan saya yang milenial dengan orang tuanya yang baby boomers.
Sebagai milenial, kawan saya punya keyakinan bahwa deteksi dini adalah penyelesaian untuk dia yang setiap hari bekerja di laboraturium dan terpapar bahan kimia.
Menurutnya, pekerjaannya berkontribusi memberikan faktor risiko lebih menghasilkan bayi dengan kelainan genetik.
Kalau pun kemungkinan terburuk hasilnya memang positif, dia bertekad akan menggugurkan kandungannya. Mumpung belum masuk tiga bulan. Dalam keyakinan agamanya, pantang menggugurkan kandungan terlebih setelah masuk trisemester kedua.
Kawan saya ini yakin ini adalah pilihannya sebagai individu utuh yang berhak memilih membesarkan anak yang normal.
Cara berpikir ini berbeda dengan orang tuanya yang menentang habis keputusan tersebut. Para baby boomers di Indonesia memegang teguh nilai keagamaan dan norma sosial. Dosa bisa menjadi salah satu pertimbangan untuk tidak menggugurkan kandungan.
Uang senilai nominal tes NIPT, dalam pandangan orang tua teman saya, bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.