Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Pernikahan yang Sehat dalam Perkembangan Anak

Kompas.com - 19/12/2020, 13:49 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Moms.com

KOMPAS.com - Beberapa orang kerap berpikir bahwa pernikahan dan pola asuh adalah dua hal yang tidak berkaitan.

Pasalnya, orangtua tentu tak ingin melampiaskan kekesalan pada anak-anak saat memiliki masalah dengan suami atau istrinya.

Mereka juga tidak akan meminta pendapat anak saat akan memutuskan sebuah masalah terkait perekonomian keluarga.

Padahal sebenarnya, pernikahan sangat berpengaruh pada pola asuh dan perkembangan anak.

Jika sebuah pernikahan berjalan dengan baik, maka anak-anak akan berkembang dengan sehat juga.

Untuk mewujudkannya, baik suami maupun istri harus kompak menjaga keharmonisan rumah tangga. Keduanya, harus saling mencintai dan memastikan semua berjalan dengan baik.

Baca juga: 4 Kunci Hubungan Sehat Nan Harmonis

 

Namun, hal ini bukanlah satu-satunya cara untuk mempertahankan pernikahan yang sehat.

Ada beberapa hal lain yang juga harus dilakukan oleh orangtua demi keberhasilan pola asuh anak, diantaranya:

1. Menjaga agar rumah tangga stabil

Pernikahan yang kokoh memberikan ‘rumah’ yang sangat stabil bagi anak-anak, dan ini penting untuk perkembangan anak.

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dalam keluarga yang stabil, tumbuh lebih sehat, mendapat nilai lebih tinggi, dan cenderung mendapat pekerjaan yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak memiliki kondisi keluarga yang stabil.

Stabilitas menumbuhkan perasaan aman dan nyaman. Ketika seorang anak dapat percaya bahwa pernikahan orang tua mereka aman dan terjamin, mereka merasa terlindungi dan tenang.

Baca juga: 5 Cara Mudah Buat Hubungan Pernikahan Jadi Lebih Baik

2. Mengasuh dengan pola asuh yang sama

Memutuskan menjadi orang tua membutuhkan banyak diskusi dengan pasangan tentang anak-anak.

Salah satu percakapan terbesar yang perlu dilakukan adalah bagaimana pola asuh yang akan diterapkan pada anak-anak.

Pola asuh sebaiknya disepakati bersama. Ayah dan ibu harus memutuskan akan diasuh seperti apa buah hatinya nanti. Bagaimana cara mendisiplinkan mereka? Bagaimana membagi waktu jika keduanya bekerja? dan sebagainya.

Jika ibu dan ayah tidak sepakat, akan sulit untuk bekerja sama sebagai orang tua. Sebaliknya, jika kedua orang tua bekerja sama, ini lebih merupakan upaya yang seimbang dan bermanfaat bagi anak-anak.

Baca juga: 4 Rahasia Mengasuh Anak agar Sukses di Kemudian Hari

3. Mencontohkan hubungan yang harmonis

Ibu dan ayah adalah teladan pertama yang dapat dilihat oleh anak-anak.

Untuk itu, bagaimana pernikahan orangtuanya berjalan, seperti itulah pandangan mereka tentang sebuah hubungan.

Pernikahan yang berjalan dengan baik dan harmonis adalah salah satu contoh yang baik agar mereka bisa melihat seperti apa hubungan yang sehat nantinya.

Tidak dapat disangkal bahwa keadaan pernikahan kita memiliki dampak jangka panjang pada anak-anak saat mereka dewasa dan memulai rumah tangga sendiri kelak.

Baca juga: 5 Tanda Rumah Tangga Anda Butuh Penasihat Pernikahan

4. Ciptakan suasana damai

Meskipun kita mungkin tidak mau mengakuinya, kita semua adalah manusia yang tentu saja memiliki emosi.

Ayah dan ibu kerapkali merasa tersinggung dan kemudian melampiaskannya pada orang-orang di sekitar mereka, termasuk anak-anak.

Hal ini sebaiknya dihindari. Alih-alih melampiaskan amarah pada anggota keluarga, orangtua sebaiknya memiliki cara untuk melepas stres. Entah itu dengan menikmati secangkir kopi, atau menghirup udara segar.

Komunikasikan juga apa yang kita rasakan pada pasangan. Karena jika komunikasi berjalan dengan baik, kemungkinan untuk saling membenci atau marah pada anak-anak atau pasangan, tidak akan terjadi.

Baca juga: Ngopi Bareng, Resep Rumah Tangga Harmonis, Kok Bisa?

5. Berbagi beban

Ketika perkawinan sehat dan komunikasi berjalan dengan baik, jauh lebih mudah untuk bersikap terbuka dan mengatakan apa yang sebenarnya dirasakan.

Suami atau istri bisa bercerita pada pasangan bahwa mereka sedang lelah dan ingin istirahat, yang lain akan bisa memahami dan langsung menggantikan posisinya untuk mengurus anak.

Hal ini penting dilakukan, karena orangtua yang kelelahan tak bisa berfikir dengan kepala dingin, atau tidak akan bisa fokus mengurus anak. Dan jika ini terus terjadi, hal ini akan berdampak negatif bagi pertumbuhan si kecil.

Ketika sebuah pernikahan berjalan dengan baik, seorang ibu bisa minta pada pasangannya untuk menggantikan sebentar perannya, sementara ia bisa menikmati waktunya sendiri, entah pergi ke salon atau hanya sekedar menonton drama favorit.

Baca juga: Resep Keluarga Harmonis ala Julia Roberts

6. Berdebat dengan sehat

Dalam sebuah pernikahan, perselisihan dan perdebatan pasti akan terjadi. Namun ada baiknya jika hal ini tidak terjadi di hadapan anak-anak.

Beberapa perdebatan mungkin sehat untuk disaksikan oleh anak-anak sehingga mereka paham bahwa dalam pernikahan, hal-hal seperti ini bisa saja terjadi.

Anak-anak akan memperhatikan bagaimana orang tua mereka berinteraksi satu sama lain, dan meskipun mereka mungkin tidak ingin melihat orang tua mereka bertengkar, mereka bisa saja menyaksikan pertengkaran yang sehat.

Mereka akan melihat bagaimana orang dewasa menyelesaikan masalah ketika mereka tidak setuju satu sama lain. Bagaimana cara menghormati pendapat orang lain ketika memiliki pendapat yang berseberangan.

Anak juga akan melihat bagaimana konflik itu diselesaikan dengan menemui kata sepakat.

Baca juga: Agar Pertengkaran Orangtua Tak Meninggalkan Luka pada Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Moms.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com