Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/12/2020, 05:00 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Jumlahnya 10 porsi setiap harinya. Karena yang membutuhkan banyak, Udi pun ikut berdonasi dengan menambah 10 porsi setiap harinya.

Jadi setiap hari, wartegnya memberikan 20 porsi sarapan gratis. Ia berharap, makin banyak dermawan, karena orang yang membutuhkan makanan banyak sekali.

Udi mengatakan, program-program seperti sarapan gratis bukan hanya membantu para pekerja informal, tapi juga para pengusaha warteg.

Pengawas Sektor Himpunan Pengusaha Warteg Bandung Raya (HPWBR) ini mengatakan, sebanyak 30 persen dari 300an pengusaha warteg di Bandung Raya terdampak pandemi.

“Ada yang tutup, ada yang omzetnya turun sampai 50 persen. Terutama yang di dekat kampus-kampus,” ucap dia.

Jumlah 300 warteg tersebut, adalah yang terdaftar di HPWBR. Ia memprediksi jumlah keseluruhan warteg di Bandung Raya lebih dari 500an, dan semuanya mengalami dampak serupa.

Wartegnya sendiri, sambung Udi, mengalami penurunan omzet. Bukan hanya karena jumlah pembeli berkurang, tapi juga karena penurunan daya beli masyarakat.

Jika biasanya orang membeli Rp 15.000 per porsi, kini menjadi Rp 10.000 per porsi.

Bahkan saat PSBB awal pandemi, warungnya harus tutup. Setelah itu dia kucing-kucingan dengan petugas karena harus mencari nafkah untuk makan.

Baca juga: Kisah Berbagi Ransel untuk Tunawisma Korban Pandemi Corona

Untungnya, Udi sempat mendapatkan bantuan dari sejumlah donatur. Misalnya ada Yayasan yang membeli 150 paket nasi untuk dibagikan, atau sistem sarapan gratis seperti kerjasama dengan Mitratel ini.

Direktur Utama Mitratel Teddy Hartoko mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan 50 warung makan di Indonesia menyediakan layanan sarapan gratis bagi pekerja non formal yang terdampak pandemi.

Program yang diluncurkan sejak awal April 2020 ini telah mendistribusikan 122.000 porsi makanan di Indonesia.

“Di Bandung, warteg yang bekerjasama di antaranya Warteg 89 di daerah Cikutra,” ungkap dia.

Warteg ini dipilih karena letaknya yang strategis dan mudah dicapai para pekerja non formal, seperti ojek online, petugas kebersihan, dan masyarakat lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com