KOMPAS.com - Pada Sabtu lalu Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan rencana untuk kembali memberlakukan pembatasan di beberapa wilayah negara, akibat pandemi Covid-19.
Hal ini menyusul penemuan strain atau varian baru virus corona di Inggris. Pembatasan tersebut dimaksudkan untuk mengendalikan penyebaran virus.
Pasalnya, strain virus baru ini dapat menyebar lebih cepat daripada strain virus sebelumnya, yang saat ini masih belum sepenuhnya teratasi.
Baca juga: Berencana Liburan? Ingat Lagi 4 Tingkat Risiko Covid-19 Berikut
"Kami harus bertindak sekarang. Ketika virus mengubah metode serangannya, kami harus mengubah metode pertahanan,” kata Johnson seperti dikutip CNBC.
Pada Senin minggu lalu, Pemerintah Inggris mengumumkan penemuan jenis baru virus corona terkait peningkatan kasus di wilayah selatan dan timur.
Menurut pernyataan dari Public Health England, lebih dari 1.100 kasus Covid-19 dengan strain baru telah diidentifikasi.
Selain itu, selama seminggu kemarin Inggris melaporkan 24.061 kasus Covid-19 baru.
Analisis dari John Hopkins University menyebut, berdasarkan rata-rata mingguan, jumlah tersebut mengalami peningkatan lebih dari 40 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya.
Baca juga: Kenali Tanda Infeksi Covid-19 Pakai Kopi, Begini Caranya
"Ini adalah data awal dan akan ditinjau. Tapi kami harus bertindak karena sekarang virus menyebar dengan sangat cepat,” kata Johnson.
Strain virus baru diperkirakan dapat menular 70 persen lebih mudah daripada strain virus asli. Hal ini dapat memicu penyebaran infeksi Covid-19 secara cepat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.