Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soni, Korban "Bullying" yang Jadi Ratu Kecantikan Transgender

Kompas.com - 21/12/2020, 13:02 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber CNN

Stereotip yang merugikan dalam hiburan dan media semakin melanggengkan ketidakpercayaan dan stigma publik.

Baru tahun ini, para kritikus mengecam film yang menggambarkan protagonis yang dirasuki oleh hantu transgender pendendam.

Alasannya film tersebut memperkuat stereotip diskriminatif orang trans sebagai predator atau terkait dengan kejahatan supernatural.

Ini yang terbaru dari sejarah panjang film Bollywood yang kerap mengejek dan menjelekkan kaum transgender.

Hal inilah yang ingin diubah oleh Rai ketika dia meluncurkan Miss Transqueen India pada tahun 2017.

"Orang-orang mengejek mereka karena memakai lipstik merah atau memakai stiletto."

"Saya ingin membuat platform di mana orang akan memuji mereka karena memakai lipstik merah dan memakai stiletto." ungkap Rai.

"Saya ingin menciptakan kesadaran bahwa yang mereka butuhkan hanyalah sebuah platform, dan bahwa mereka dapat melakukan apa saja seperti kita semua, jika mereka diberi kesempatan,” lanjut Rai.

Namun perjalanan Rai tidaklah mudah. Kontes ini tidak dapat menarik sponsor atau desainer.

Lalu Rai ingat beberapa desainer yang menolak menyediakan pakaian karena saat pakaiannya dikenakan oleh kaum transgender, para gadis normal tidak akan mau memakainya.

Orang lain tidak dapat memahami mengapa Rai terlibat dalam advokasi ini, sementara dia sendiri bukan transgender.

Rai bahkan mengaku kesulitan menyelenggarakan acara, yang membuatnya bangkrut serta menggadaikan rumahnya saat kontes pertama kali digelar.

Tapi, dengan Soni dan pendukung lainnya di sisinya, pertunjukan terus berlanjut - dan sekarang, sudah memasuki tahun keempat.

Tahun lalu, mereka bahkan mengundang siswa universitas dan sekolah menengah untuk menonton kontes tersebut.

Diharapkan langkah ini menjadi jalan untuk mengajari generasi muda tentang komunitas LGBTQ.

Tahun ini mungkin tidak ada kompetisi kontes glamor dan acara seperti di tahun-tahun sebelumnya.

Namun Rai dan Soni melihat ke masa depan, dan visi mereka untuk India yang lebih menerima.

Mereka berharap kontes kecantikan dan kerja advokasi mereka dapat membantu membuka jalan, dan memengaruhi cara dunia melihat orang-orang LGBTQ India.

"Ini bukan hanya tentang saya - ini memberi saya kesempatan untuk mendengar cerita orang- yang merasa tidak didengar selama bertahun-tahun."

"Dan tidak bisa bersuara tentang apa yang mereka rasakan. Saya bisa menjadi suara untuk mereka,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com