Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/12/2020, 13:18 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Motivasi setiap orang untuk berolahraga berbeda-beda. Entah itu karena ingin menurunkan berat badan, menjaga kebugaran, mencapai bentuk tubuh impian, dan hal-hal lainnya.

Tapi, apapun motivasinya, bagian terpenting adalah olahraga harus dilakukan sesuai kapasitas. 

Jangan memaksakan diri untuk melakukan olahraga yang terlalu berat atau berlebihan karena dampaknya justru tidak baik bagi tubuh.

Menurut dr Andhika Raspati, SpKO, definisi olahraga dilakukan berlebihan atau tidak, tergantung individu masing-masing.

Baca juga: Kenali Efek Samping Akibat Olahraga Berlebihan

Dikatakan berlebihan apabila sudah di luar kapasitas tubuh, sehingga menyebabkan masalah.

“Tergantung dari tingkat kebugaran seseorang. Semakin orang itu bugar dan terlatih, maka dia mempunyai kapasitas lebih tinggi untuk menerima beban latihan. Begitu juga sebaliknya.”

Demikian diungkapkan dokter spesialis kedokteran olahraga itu saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/12/2020) kemarin.

Andhika menambahkan, orang-orang yang tidak bugar memiliki kapasitas lebih rendah untuk menerima beban latihan.

Dia menegaskan, kategori olahraga berlebihan adalah beban latihan sudah melebihi kapasitas, sehingga memberikan efek yang tidak diharapkan.

Untuk mencari tahu apakah seseorang berlebihan atau tidak dalam berolahraga, ada dua cara yang bisa dilakukan.

Pertama lewat pemeriksaan laboratorium. Cara ini memang terbilang lebih rumit lantaran harus melewati pemeriksaan khusus.

Baca juga: 5 Manfaat Intermittent Workout, Olahraga dalam Tempo Pendek

Sedangkan, ada cara kedua yang lebih mudah yakni melihat tanda-tanda yang terjadi setelah melakukan olahraga. Olahraga berlebihan menyebabkan sindrom overtraining.

“Orang olahraga itu ‘kan inginnya badan lebih enak, lebih berenergi, lebih enteng, dan perasaan jadi lebih happy, rileks."

"Tapi kalau mengalami overtraining syndrome kebalikannya,” kata Andhika.

Sindrom overtraining membuat tubuh bukannya enteng malah terasa pegal dan nyeri. Selain itu, tubuh juga jadi seperti tidak berenergi dan lemas.

Selain itu, sindrom overtraining juga memengaruhi suasana hati sehingga membuat seseorang jadi malas berbicara, lebih mudah marah, dan mudah tersinggung.

“Tidur juga jadi enggak nyenyak, makan enggak nafsu, kalau wanita menstruasi enggak lancar. Lalu jadinya gampang sakit, kena flu, meriang,” tambah Andhika.

Tanda lainnya yang mungkin terjadi adalah jantung yang terus berdebar bahkan ketika sedang istirahat karena terjadi peningkatan denyut nadi.

Baca juga: Olahraga di Waktu yang Sama, Apakah Lebih Bermanfaat?

“Kalau olahraga tapi kemudian kok malah muncul rasa-rasa atau gejala yang tidak diharapkan, jangan-jangan-jangan itu sudah berlebihan,” ungkap Andhika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com