KOMPAS.com - Masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas di luar rumah, kecuali untuk bekerja atau keadaan mendesak lainnya, terutama di momen libur panjang, seperti libur Natal dan Tahun Baru 2021 mendatang.
Sebab, peningkatan mobilitas masyarakat dikhawatirkan akan berdampak pada lonjakan kasus Covid-19.
Tim Sinergi Mahadata Universitas Indonesia (UI) Tanggap Covid-19 melakukan studi untuk mencari tahu keterkaitan libur panjang terhadap peningkatan pergerakan orang, yang berdampak pada kasus Covid-19 di Jawa dan Bali.
Tim peneliti, dr. Damar Susilaradeya, MRes, PhD dari Fakultas Kedokteran UI mengungkapkan, pengamatan terhadap empat momen libur panjang atau cuti bersama menunjukkan adanya peningkatan pergerakan penduduk di Jawa dan Bali.
Peningkatan pergerakan penduduk tersebut selalu disertai peningkatan kasus Covid-19.
Lebih jauh, Damar menjelaskan mengenai dampak libur terhadap terhadap peningkatan kasus Covid-19.
Sebagai gambaran, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) 1 mampu menurunkan kasus hingga hampir 45 persen.
Meskipun peningkatan kembali terjadi di momen libur Idul Adha, namun kasus sebetulnya berhasil diturunkan di PSBB 2 dengan penurunan sekitar 35 persen.
Sayangnya, kasus kembali meningkat di libur panjang berikutnya dan empat momen libur panjang selalu mencatatkan kenaikan kasus.
"Ini yang perlu kita antisipasi, jangan sampai ini terjadi lagi karena kita ketahui kapasitas rumah sakit, tidak hanya obat maupun tempat tidur, tapi tenaga kesehatan kita terbatas," ungkapnya dalam pemaparan Tim Sinergi Mahadata UI Tanggap Covid-19, Senin (21/12/2020).
Baca juga: 4 Pengetahuan tentang Covid-19 yang Masih Banyak Keliru di Masyarakat
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.