Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Gaya Parenting Otoriter vs Otoritatif, Mana Lebih Baik?

Kompas.com - 23/12/2020, 17:34 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Setiap gaya parenting memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Dalam buku berjudul Educational Psychology (2011) karangan John W. Santrock, disebutkan empat macam gaya pengasuhan anak, yaitu otoritatif (authoritative), otoriter (authoritarian), tidak terlibat (neglectful), dan permisif.

Dari keempat gaya pengasuhan tersebut, otoritatif dan otoriter sepintas terdengar sama. Padahal, sangat bertolak belakang.

"Ini gaya yang sangat berbeda, pendekatan berbeda, dengan tujuan akhir yang berbeda," kata Alyson Schafer, terapis dan penulis "Honey I Wrecked the Kids"

Menurutnya, pola asuh otoriter bertujuan membesarkan anak yang patuh dengan metodologi kendali eksternal, gaya yang memaksa anak berperilaku sesuai kemauan orang tua.

Baca juga: Memahami Pola Asuh Permisif dan Risikonya bagi Anak

Sementara gaya pengasuhan otoritatif merupakan metode di mana orangtua memiliki kepercayaan jauh lebih tinggi pada anak.

"Orang tua percaya anak bisa diajarkan, dan melihat disiplin sebagai momen pembelajaran," kata Schafer.

Perbedaan pola asuh otoriter vs otoritatif

1. Pola asuh otoriter

Salah satu ciri khas pola asuh otoriter adalah kata-kata seperti "karena saya bilang begitu" yang terlontar dari mulut orangtua. Gaya pengasuhan otoriter mirip dengan gaya diktator.

"Aturan, regulasi, konsekuensi, dan hukuman ada dan ditegakkan dengan ketat," kata Fran Walfish, PsyD, psikoterapis dan penulis The Self-Aware Parent.

Baca juga: Pola Asuh Toksik Merugikan Orangtua dan Anak, Kenali Tandanya

IlustrasiThinkstockphotos Ilustrasi

Pola asuh ini berdampak negatif, karena ada kemungkinan anak tidak belajar keterampilan yang mereka butuhkan untuk berkembang di saat sosok "penguasa" --dalam hal ini orangtua-- tidak ada.

"Gaya pengasuhan ini menghasilkan satu dari tiga jenis orang dewasa," kata Schafer.

Anda akan mendapati anak yang butuh persetujuan dari figur otoritas, pemberontak, atau anak yang mencapai tujuan secara diam-diam.

Baca juga: 5 Cara Agar Ayah Lebih Terlibat dalam Pengasuhan Anak

2. Pola asuh otoritatif

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com