Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Menjadi "Single Parent" yang Kuat, Persiapkan Ini

Kompas.com - 24/12/2020, 07:38 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Orangtua tunggal atau single parent mengemban tanggung jawab yang berat karena harus berperan sebagai ibu atau ayah sekaligus. Meski begitu, hal ini bukan hal yang mustahil.

Dengan pertimbangan yang matang dan keyakinan mental, setiap rintangan tentu akan bisa dilalui. Ketahui fakta-fakta peran single parent berikut ini agar kita bisa bersiap menjalaninya.

1. Bukan hanya mengurus sesuatu seorang diri

Beberapa orang berasumsi menjadi orangtua tunggal hampir sama seperti jenis pengasuhan lain. Namun, peran ini tidak sesederhana mengurus segala sesuatu seorang diri. Seringkali ibu tunggal tidak punya waktu lagi untuk diri sendiri. 

Ketika orang yang sudah menikah mengeluh pasangannya sulit dihubungi atau terlalu sibuk bekerja, ada kalanya orang membandingkan dirinya dengan orangtua tunggal.

Namun, menurut seorang single mom, Vicky Charles, itu tidak sama.

"Saat Anda punya pasangan, meskipun ia hanya di rumah pada akhir pekan atau bekerja di jam yang tidak wajar, ia akan ada untuk Anda suatu saat. Penghasilannya juga berkontribusi bagi rumah tangga Anda," tuturnya.

Baca juga: Mengisi Peran Orangtua yang Hilang pada Anak Korban Perceraian

2. Single parent bangkit untuk jadi yang terbaik

Tentu saja peran orangtua tunggal penuh suka dan duka, dan itu akan sangat terasa jika kita mengalaminya. Namun, ada banyak orangtua tunggal di luar sana yang berhasil melalui tantangan ini. Kuncinya adalah bangkit dari kesalahan dan belajar menjadi yang terbaik, khususnya untuk anak.

Memiliki dukungan sosial, entah sahabat, keluarga, atau pun komunitas sesama orangtua tunggal, sedikit banyak akan membantu di saat kita merasa kelelahan.

3. Kesuksesan dan kegagalan di tangan kita sepenuhnya

Bagian tersulit menjadi single parent adalah tekanan untuk mengasuh anak dengan benar. Ketika ada yang tidak beres, Anda mungkin akan menyalahkan diri sendiri. Namun jangan berlarut-larut dalam rasa bersalah, segeralah bangkit.

Menjadi orangtua tunggal mungkin membuat kita khawatir dan mudah untuk merasa insecure atau tidak aman membayangkan bagaimana kemampuan kita dalam menangani segala sesuatu sendiri. 

Baca juga: Biar Dapur Tetap Ngebul, Single Parent Bisa Coba Bisnis Ini

IlustrasiShutterstock Ilustrasi


4. Anak mandiri karena keadaan

Menurut Amber yang merupakan ibu dari dua anak, menjadi ibu tunggal akan membuat anak lebih mandiri.

"Kedua anak saya sadar saya adalah pengasuh utama, dan tidak mungkin bagi saya memberikan perhatian penuh kepada mereka. Mereka menyadari hal ini menyebabkan mereka berdua jauh lebih mandiri," ucap Amber.

5. Single parent adalah pilihan

Emma Johnson, penulis buku "The Kickass Single Mom: Be Financially Independent, Discover Your Sexiest Self, and Raise Fabulous, Happy Children" menyebut, single parent tidak selalu buruk bahkan bisa menjadi pilihan.

"Terlepas dari ketakutan dan stres yang muncul karena Anda menjadi single parent, pada akhirnya Anda menyadari single parent tanpa pasangan romantis jauh lebih cocok bagi Anda."

"Saya punya kewenangan menjalankan rumah tangga sebagai satu-satunya orang dewasa, tidak ada perdebatan mengenai dekorasi, pekerjaan rumah, mengasuh anak, dan seks, ini menjadi kejutan luar biasa," sebutnya.

Baca juga: Orangtua Bercerai, Perlukah Anak Tahu Alasannya?

6. Hak asuh bersama

Hak asuh anak bersama bisa diterapkan, di mana orangtua membagi waktu dengan mantan pasangan untuk bersama-sama mengurus anak. Hal ini juga penting karena anak tetap membutuhkan figur ayah dalam hidupnya.

Pada awalnya mungkin tidak mudah untuk menjalin komunikasi lagi dengan mantan, tetapi lakukan secara bertahap, demi perkembangan anak.

7. Sulit membuat keputusan

Bagi sebagian orang, memulai hidup baru tanpa pasangan bisa terasa melegakan. Namun beda halnya bagi orang-orang yang kehilangan pasangannya karena meninggal dunia.

Sebagian orang akan sulit membuat keputusan besar, misalnya soal pindah pekerjaan ke kota lain dan memboyong anak-anak. 

Baca juga: Kebiasaan Multitasking Bisa Berdampak Buruk pada Anak dan Orangtua

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com