Sebelum membuat jurnal, ketahuilah bahwa tidak ada cara yang benar-benar tepat untuk melakukannya.
Sarkis mengatakan, proses pembuatan jurnal membantu orang menyadari bahwa sesuatu yang "cukup baik" adalah hal yang lebih dari cukup.
Bahkan, bagi orang-orang yang menderita disleksia, keterbatasan fisik, atau tidak suka menulis, membuat jurnal menggunakan aplikasi di ponsel juga bisa membantu mengungkapkan isi pikirannya.
Cara itu, kata Sarkis, sama efektifnya dengan menulis.
Nah, inti dari menulis jurnal adalah bagaimana kita melihat apa yang terjadi di masa lalu.
Menurut Sarkis, itu sama dengan kita membaca cerita orang lain.
"Saat kita membaca buku tentang orang lain, kita lebih mampu membuat penilaian tentang apa yang seharusnya tidak mereka lakukan," katanya.
Baca juga: Menulis Jurnal Harian Sebagai Terapi Emosi
Salah satu yang sedang menjadi tren saat ini adalah bullet journal, yaitu penulisan jurnal dengan menata pemikiran dan jadwal yang kita punya serta merefleksikannya sekaligus.
Ryder Carroll, direktur seni dan penemu bullet journal, mendeksripsikannya sebagai praktik kesadaran yang disamarkan sebagai sistem produktivitas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.