Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/12/2020, 10:37 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber CNET

KOMPAS.com - Menyambut tahun baru, biasanya kita akan menetapkan resolusi. Namun situasi berbeda tampaknya terjadi di tahun ini.

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia membuat banyak resolusi terpaksa tidak bisa dilakukan di tahun 2020.  Wajar jika sebagian orang enggan menyusun resolusi untuk tahun depan. Terlebih belum ada kepastian kapan pandemi akan berakhir.

Beberapa ada juga yang bertanya-tanya apakah masih perlu menyusun resolusi di tengah situasi seperti ini. Psikolog Sophie Lazarus memberikan pendapatnya.

Menurut psikolog di Ohio State University Wexner Medical Center itu, sebaiknya tahun depan tak perlu menyusun resolusi.

Alasannya karena tahun 2020 merupakan tahun yang sulit. Melewati tahun ini bukanlah hal yang mudah karena banyak tekanan yang dihadapi. Selain itu, beberapa resolusi mungkin kurang realistis untuk dilakukan selama pandemi global.

"Daripada menyusun resolusi, lebih baik melihat apa yang terjadi dalam hidup kita. Mengingat semua perubahan dan adaptasi yang telah dilakukan pada tahun 2020," kata Dr. Lazarus kepada CNET.

Baca juga: Ketahui, Manfaat Menulis Jurnal Sebelum Bikin Resolusi Tahun Baru

Namun bagi orang-orang yang ingin melakukan perubahan lebih baik di tahun depan, tak ada salahnya menetapkan tujuan.

Tapi sebelum melakukan itu, Lazarus menyarankan untuk mengevaluasi seberapa besar perubahan tersebut berdampak pada kehidupan sehari-hari.

Pertimbangkan pula apakah tujuan dan resolusi itu masuk akal serta realistis untuk dilakukan. Dengan begitu, pikiran tidak terbebani dan melihat resolusi sebagai kewajiban.

"Jangan menetapkan tujuan dan resolusi yang mungkin tidak bisa dicapai. Sebab itu akan lebih menyebabkan stres dan putus asa," katanya.

Dia juga mengingatkan, tidak semua orang melakukan resolusi tahun barunya, bahkan dalam kondisi yang normal. Hal itu bisa menimbulkan stres dan perasaan kecewa tersendiri. Situasinya dapat semakin bertambah parah di tahun ini.

Baca juga: 10 Hal yang Menjauhkanmu dari Kebahagiaan

Ilustrasi seorang pria merasa bahagia dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. SHUTTERSTOCK/G-STOCK STUDIO Ilustrasi seorang pria merasa bahagia dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.

Stres dan kekecewaan terkadang membuat seseorang menempatkan dirinya dalam kondisi yang kontraproduktif.

"Terkadang orang berpikir resolusi akan membantunya menyelesaikan lebih banyak masalah, membuat perubahan, atau menjadi lebih produktif," ujar Lazarus

"Tapi saya pikir itu hanya cenderung meningkatkan stres dan memperburuk keadaan," tambahnya.

Dia mengungkapkan, ada baiknya setiap orang lebih 'lembut' terhadap dirinya sendiri. Bahkan tak ada salahnya memberi penghargaan setelah melewati tahun yang sulit dan menantang seperti tahun ini.

Baca juga: 11 Perubahan Kecil untuk Hidup Lebih Sehat

Mulai dari hal kecil

Di sisi lain, apabila ada orang yang tetap ingin menyusun resolusi untuk tahun depan, Lazarus menyarankan memulainya dari yang kecil.

Cobalah untuk menyusun resolusi dengan lebih sadar dan mempertimbangkan apakah hal itu berdampak pada kehidupan secara berkelanjutan.

Cara ini membuat seseorang bisa melakukan penyesuaian dalam hidupnya sehingga berubah menjadi lebih baik dan produktif.

Misalnya, jika ingin menetapkan resolusi besar seperti berhenti makan junk food pada tahun 2021. Ubahlah menjadi sedikit lebih kecil.

Daripada menyusun resolusi tidak makan junk food sama sekali, lebih baik buat batasan seberapa banyak junk food yang boleh dikonsumsi Membatasi asupan junk food tetap memberi manfaat kesehatan. 

Baca juga: 6 Risiko Kesehatan yang Mengintai jika Sering Bekerja di Atas Kasur

Menyusun resolusi dalam skala yang lebih kecil juga bisa membuat hidup lebih baik dan bahagia karena seakan tak ada keterpaksaan untuk melakukannya

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jangan berfokus pada kebiasaan buruk atau memperbaiki apa yang salah dalam hidup.

Lebih baik memberi perhatian dan kesadaran serta melepaskan diri dari beberapa kritik.

"Seringkali di saat-saat stres ini, orang cenderung fokus pada apa yang salah, apa yang tidak diketahui, dan apa yang perlu kita khawatirkan," kata Lazarus.

Dia menambahkan, "Ada cara yang bisa dicoba untuk mengubah perspektif dengan cara menjadi lebih perhatian, sadar, dan bersyukur untuk hal-hal yang berjalan baik."

Salah satu cara melakukannya dengan memasukkan rutinitas atau ritual kesadaran ke dalam kehidupan sehari-hari.

Luangkan waktu untuk meditasi atau berlatih kesadaran (mindfulness) setiap harinya.

"Mencoba mindfulness membantu memberi seseorang perspektif lebih teratur. Ini sangat membantu," katanya.

Baca juga: Kiat Menghindari Konten Toksik di Medsos, Log Out hingga Meditasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNET
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com