Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasa Cemas Bisa Menyehatkan Dibanding Terlalu Cuek

Kompas.com - 28/12/2020, 11:24 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rasa khawatir atau cemas merupakan reaksi yang wajar di saat seseorang mengalami stres. Namun, jika kekhawatiran menguasai kita secara terus-menerus, maka akan berdampak bagi tubuh.

Kekhawatiran yang berlebihan juga membatasi kemampuan kita untuk menikmati hidup, dan menjadikan tujuan kita sulit terpenuhi.

Kecemasan berlebihan bisa dikendalikan jika ditangani dengan tepat. Karena itu, dibutuhkan kontrol diri dan ketenangan agar tidak cemas.

Meski demikian, orang yang memiliki rasa khawatir cenderung lebih sehat dibanding orang yang terlalu cuek, khususnya saat dihadapkan dengan situasi yang berbahaya.

Penelitian yang melibatkan lebih dari 300.000 orang dewasa di Inggris, membuktikan hal itu.

Ditemukan bahwa peserta yang menganggap diri mereka gampang merasa cemas akan mendapat keuntungan dalam hal kesehatan, ketimbang peserta yang kurang memiliki rasa khawatir.

Baca juga: Penting, Pahamilah Batasan Kecemasan yang Tak Normal

Dalam periode beberapa tahun, partisipan yang punya rasa cemas itu diketahui memiliki risiko kematian lebih rendah dari berbagai macam kondisi, seperti kanker, penyakit pernapasan, penyakit kardiovaskular, dan kecelakaan.

Menurut para peneliti, orang-orang yang merasa khawatir cenderung lebih memerhatikan masalah fisik dan segera mencari bantuan medis. Dengan demikian mereka dapat mendeteksi dan mengobati penyakit di tahap awal.

Di samping itu, mereka terdorong lebih aktif memperbaiki kondisi kesehatan mereka, seperti rutin olahraga dan makan sehat.

Akan tetapi, emosi negatif lain seperti "kemarahan" dan "ketegangan" tidak memiliki manfaat yang sama dengan kekhawatiran dalam penelitian ini.

Ada kemungkinan, rasa marah dan ketegangan tidak meningkatkan kewaspadaan seseorang terhadap kesehatan.

Baca juga: Gaya Hidup Pasangan Bisa Memengaruhi Kesehatan, Ini Alasannya

Kendati kekhawatiran bukan merupakan emosi yang menyenangkan, perasaan tersebut dapat memotivasi orang untuk bertindak dengan cara melindungi dirinya dan orang lain.

Penelitian lain juga menemukan manfaat kesehatan terkait dengan kekhawatiran. Misalnya saja  perokok yang lebih khawatir tentang efek negatif rokok terhadap kesehatan cenderung untuk berhenti merokok dalam waktu delapan bulan.

Meskipun, niat berhenti merokok hanya akan terjadi apabila perokok yakin ia mampu dan mau melakukannya.

Studi lain menemukan orang yang khawatir dengan risiko kanker kulit --tidak sekadar mengetahui bahayanya, cenderung mengambil tindakan memakai tabir surya untuk pencegahan.

Baca juga: Jangan Lupakan Tabir Surya Saat Berolahraga di Luar

Kurang produktif

Namun mengkhawatirkan kondisi kesehatan bisa membuat orang menjadi kurang produktif.

Salah satu contohnya, kita menjadi takut akan perilaku yang sebenarnya aman. Atau, kita khawatir dan cemas atas suatu gejala yang ternyata tidak berbahaya.

Kecemasan kronis yang sifatnya tidak membangun dapat mengganggu kualitas tidur dan meningkatkan risiko penyakit terkait stres.

Kekhawatiran yang berlebihan juga merupakan gejala dari gangguan kecemasan umum.

Sementara, kekhawatiran yang konstruktif atau membangun cenderung berfokus pada solusi dan waktu terbatas, daripada kecemasan yang tidak konstruktif.

Ada kalanya kita khawatir mengenai sesuatu yang berada di luar kendali kita dan belum mempunyai solusi, seperti tes medis atau status kesehatan orang-orang yang kita sayangi.

Hal itu merupakan bentuk kekhawatiran yang normal, dan masih dapat memotivasi kita untuk mengambil tindakan yang membantu kita dan orang lain, kendati kita sulit menyelesaikan masalah atau mengendalikan hasilnya.

Kita bisa mengambil langkah untuk menanggapi rasa khawatir dengan pengertian dan kenyamanan, ketimbang memikirkan risiko terburuk.

Sayangi diri, lakukan meditasi, dan bangun hubungan lebih dekat dengan orang lain untuk menenangkan pikiran serta tetap fokus pada masalah yang kita punya.

Baca juga: Penggemar Horor Lebih Tenang Hadapi Situasi Pandemi, Apa Sebabnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com