Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/12/2020, 09:12 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Health

KOMPAS.com - Idealnya buang air besar (BAB )terjadi setiap hari. Namun beberapa orang ada yang mengalami kesulitan buang air besar. Dalam dunia medis, sulit BAB yang berkepanjangan dikenal dengan istilah konstipasi atau sembelit.

Konstipasi membuat perut terasa tertekan dan tidak nyaman. Semakin lama konstipasi berlangsung, bisa jadi semakin buruk kondisinya.

Biasanya konstipasi memang bisa teratasi dengan sendirinya. Walau terkadang membutuhkan bantuan dengan memperbanyak makanan berserat atau obat pencahar.

Tapi ada juga yang mengalami konstipasi sampai berhari-hari bahkan sampai berminggu-minggu. Untuk kondisi yang satu ini membutuhkan bantuan seorang dokter gastroenterologi.

Baca juga: Perubahan Gaya Hidup untuk Cegah Sembelit Kronis

Lantas, sebenarnya seberapa sering seseorang harus BAB? Menurut Rabia De Latour, MD, ahli gastroenterologi di NYU Langone, tidak ada jawaban pasti untuk hal tersebut.

Jadwal BAB yang normal ditentukan berdasarkan kasus per kasus dan kondisi masing-masing setiap orang.

Menurut National Institutes of Health, ada orang yang teratur BAB dua kali sehari. Tapi ada juga yang bisa BAB tiga kali seminggu.

Sedangkan menurut De Latour, idealnya apabila seseorang minum cukup setiap hari, maka dia akan BAB setiap hari juga.

De Latour menambahkan, meskipun rentang waktu BAB berbeda setiap orang, tidak BAB selama delapan hari atau lebih tidak bisa dianggap sepele.

Sama juga apabila terbiasa BAB tiga atau empat hari sekali. Lalu ternyata sudah lima hari tidak BAB, maka kondisi ini bisa jadi mengkhawatirkan.

Baca juga: Perlu Tahu, Ini 10 Penyebab Sakit Saat BAB dan Solusinya

Jika sembelit atau konstipasi yang terjadi memicu perasaan khawatir, tak ada salahnya meluangkan waktu untuk berkonsultasi dengan dokter.

Selain itu, menurut ahli gastroenterologi di Cleveland Clinic Christine Lee, MD, perhatikan juga kebiasaan gaya hidup selama beberapa hari terakhir.

Misalnya seseorang mulai melakukan diet pada hari Minggu. Kemudian dirinya tidak BAB sampai hari Kamis.  Hal ini bisa jadi menandakan ada yang salah dengan pola makan. Salah satunya tidak mendapatkan cukup serat.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah konsumsi obat dalam beberapa hari terakhir. Beberapa obat dapat menyebabkan sembelit seperti obat penurun tekanan darah dan nyeri.

Apabila tidak ada yang berubah, baik pola makan atau obat, tapi konstipasi terjadi, maka bicaralah dengan dokter.

Terlebih bila saat berhasil BAB ditemukan darah dalam tinja, sakit perut terus-menerus, dan pendarahan dari rektum.

Tanda lain yang harus diperhatikan adalah demam, muntah, tidak bisa buang angin, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, serta nyeri punggung bawah.

Baca juga: Apakah Makanan Pedas Buruk untuk Pencernaan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Health
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com