KOMPAS.com - Otoritas Kesehatan di Inggris belum lama ini mengumumkan adanya strain atau varian baru dari SARS-CoV-2, pemicu Covid-19.
Strain virus corona baru dikatakan lebih menular hingga 70 persen dibanding virus sebelumnya. Bahkan sebagian besar kasus baru Covid-19 di Inggris disebabkan oleh strain virus tersebut.
Beberapa negara seperti Jepang, Korea Selatan, Singapura, Hong Kong, Australia, dan Afrika Selatan juga melaporkan temuan kasus pertama yang disebabkan oleh mutasi virus tersebut.
Walau peneliti mengatakan strain virus baru ini lebih menular, tapi belum ada bukti yang menunjukkan bahwa strain virus baru lebih mematikan.
Tapi ada satu hal yang perlu menjadi perhatian. Beberapa bukti mengatakan strain virus baru ini lebih mungkin menginfeksi anak-anak.
Baca juga: IDI: Mutasi Virus Corona Terjadi dari Waktu ke Waktu, Potensi Vaksinasi Berkala
Mutasi telah terbukti meningkatkan kemampuan virus untuk menginfeksi sel di dalam tubuh.
Bila sebelumnya kasus Covid-19 pada anak-anak dan orang yang lebih muda jarang ditemukan, maka hal berbeda bisa terjadi pada strain virus corona baru.
Untuk bisa menginfeksi sel, virus SARS-CoV-2 memerlukan reseptor ACE2 yang banyak berada di saluran pernapasan bagian atas.
Jumlah reseptor lebih banyak ditemukan di orang dewasa dibandingkan anak-anak. Alasan inilah yang membuat kasus Covid-19 pada anak jarang terjadi.
Namun, Profesor Wendy Barclay dari Imperial College London mengungkapkam situasinya sekarang ini berbeda.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.