Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/12/2020, 22:00 WIB
Gading Perkasa,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pernahkah Anda tiba-tiba mengalami rasa nyeri pada penis, baik saat bercinta atau di waktu-waktu lainnya?

Kondisi ini tentu membuat tidak nyaman. Jika kondisinya terjadi dalam waktu lama atau sakitnya tak tertahankan, maka segeralah menjadwalkan diri bertemu dokter atau ahli urologi.

Namun, sebagai gambaran awal, rasa sakit pada penis bisa disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:

1. Penyakit Peyronie

Penyebab utama nyeri penis adalah penyakit Peyronie.

Menurut ahli urologi Ryan Berglund, MD, penyakit Peyronie adalah kondisi di mana penis menunjukkan kelengkungan tidak wajar yang biasanya disebabkan oleh jaringan parut di tunika albuginea (lapisan kekuatan penis).

Peyronie dapat mengganggu hubungan intim dengan munculnya rasa sakit pada penis atau menyebabkan disfungsi ereksi.

Beberapa pria, kata dia, melaporkan mendengar bunyi dari penis sesaat sebelum ereksi.

Sekitar satu dari 20 pria mengembangkan penyakit Peyronie selama hidup mereka.

Namun, penyebab pasti penyakit ini tidak diketahui.

Penyakit Peyronie dapat menjadi parah sehingga menghambat hubungan seksual pada 1-2 persen pria.

Dalam beberapa kasus, penyakit ini bisa diobati dengan operasi. Dokter juga terkadang menggunakan penile prosthesis untuk mengobati kondisi penyakit.

Penile prosthesis adalah implan penis, prosedur yang dilakukan bagi pria yang mengalami disfungsi ereksi berat.

Menurut Berglund, kemungkinan pria mengalami Peyronie akan semakin besar seiring bertambahnya usia.

Namun ia menekankan, pria di usia berapa pun dapat mengembangkan kondisi tersebut.

"Saya melihat banyak pria muda yang memiliki penyakit itu," katanya.

Baca juga: Penis Bengkok Saat Ereksi, Apakah Normal?

2. Fraktur penis

Patah tulang penis bisa terjadi apabila ada trauma pada penis yang sedang ereksi.

Trauma tersebut dapat merusak lapisan salah satu dari dua silinder di penis yang menyebabkan ereksi.

Pria yang mengalami fraktur penis, sebut Berglund, melaporkan bahwa mereka mendengar suara letupan, kemudian rasa sakit yang parah, bengkak dan memar gelap pada penis.

Fraktur penis adalah keadaan darurat medis dan dikhawatirkan bisa memicu disfungsi ereksi permanen jika tidak segera ditangani.

"Anda harus diobati dan segera dijahit," ujar Berglund.

Tapi, ia menambahkan, kasus patah tulang penis jarang terjadi.

Baca juga: Ukuran Penis Ternyata Bisa Menyusut, Ketahui 6 Penyebabnya

3. Masalah lain yang menyebabkan nyeri penis

Gangguan kulit seperti lichen sclerosus terkadang menyebabkan nyeri pada penis.

Kondisi ini terlihat seperti benjolan putih kecil yang mengilap dan halus.

Bintik-bintik itu tumbuh menjadi bercak lebih besar. Kulit yang terkena bintik menjadi tipis, berkerut, rentan robek, serta ada memar kemerahan atau keunguan.

"Lichen sclerosus adalah respon peradangan jaringan parut yang dapat menyebabkan kesulitan buang air kecil dan masalah anatomi pada penis," sebut Berglund.

Kemungkinan, lichen sclerosus akan berkembang seiring bertambahnya usia pria.

Pria yang tidak disunat terkadang mengalami kondisi menyakitkan yang disebut phimosis.

Phimosis merupakan kondisi di mana kulup tidak bisa ditarik sepenuhnya, dan membutuhkan pembedahan.

Pria yang lebih tua, kata Berglund, juga jauh lebih mungkin untuk mengembangkan phimosis.

Pria yang tidak disunat juga lebih mungkin mengembangkan lesi atau luka pada penis.

Namun, Berglund menyampaikan, hal ini bisa dicegah dengan pola hidup bersih.

Baca juga: Penyebab Penis Nyeri Setelah Bercinta dan Cara Mengatasinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com