KOMPAS.com - Anda mungkin sudah cukup sering mendengar manfaat kompres panas dan kompres dingin untuk anak, tapi sudah tahukah perbedaan cara kerja dan waktu tepat untuk menggunakan keduanya?
Sebelum menggunakan, kita perlu tahu kalau perbedaan utama kompres panas dan kompres dingin untuk anak bukan terletak pada suhunya, tapi justru pengaruhnya pada tubuh dan pembuluh darah.
Mengutip penjelasan dari medicalnewstoday.com, memberikan kompres panas atau hangat pada tubuh memicu vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah.
Saat pembuluh darah melebar, darah mengalir lebih banyak ke seluruh tubuh sambil membawa lebih banyak kandungan oksigen, nutrisi, dan sel imun.
Sebaliknya memberikan kompres dingin pada tubuh akan memicu vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah, dan memberikan efek mengurangi rasa nyeri pada bagian tubuh yang cedera.
Baca juga: Ketahuilah, Perbedaan Demam Biasa dan Demam Berdarah
Cara mengompres anak yang panas
Walau disebut dengan kompres panas, suhu ideal untuk digunakan sebaiknya hanya sampai kadar hangat dan tidak terasa sakit bagi tubuh.
Ada dua jenis kompres panas yang umumnya digunakan, yaitu kompres kering (heating pad, lampu pemanas, atau sauna) dan kompres lembab (handuk dibasahi dengan air hangat atau berendam air hangat).
Penggunaan kompres lembab lebih disarankan untuk anak, karena memiliki risiko luka bakar yang lebih kecil dan distribusi panas yang lebih merata.
Nah, kompres panas tepat untuk digunakan pada kondisi berikut:
Kompres panas tidak boleh dilakukan pada cedera otot atau olahraga dalam fase akut (0-48 jam), anak dengan kondisi dermatitis, maupun luka yang terasa panas bila disentuh seperti memar, keseleo, atau pendarahan.
Cara mengompres
Sebagai orangtua, tidak ada yang lebih berharga dari anak kita. Jadi, jika Si Kecil menunjukkan tanda dan gejala suhu tubuh tinggi, dahi hangat atau pipi memerah, reaksi alami kita pasti adalah panik.
Suhu bayi biasanya berfluktuasi karena berbagai alasan, mulai dari aktivitas fisik, mandi air hangat, melawan alergi atau hingga masalah pencernaan, dan metabolisme yang meningkat. Bahkan pada waktu siang hari dapat berdampak karena suhu tubuh cenderung naik pada sore dan malam hari.
Baca juga: Ternyata, Infeksi Covid-19 Tak Selalu Disertai Gejala Awal Demam