Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Coba-coba Swab Antigen Sendiri, Ini Bahayanya

Kompas.com - 05/01/2021, 07:58 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, video penyanyi Bunga Citra Lestari (BCL) yang melakukan tes swab antigen kepada temannya sebelum berkumpul viral di media sosial.

Hal ini dikarenakan BCL melakukan swab kepada temannya seorang diri, tanpa bantuan tenaga profesional. Tindakannya itu mendapat banyak kritik.

Tak jauh berbeda, baru-baru ini di media sosial juga ramai pembicaraan terkait kisah dari seorang dokter telinga, hidung, dan tenggorokan (THT).

Dalam gambar tangkapan layar yang beredar, dokter THT itu menceritakan dirinya kedatangan pasien yang kebingungan karena terpapar Covid-19 dari temannya.

Pasien tersebut terpapar setelah melakukan saling swab dengan ketiga temannya tanpa bantuan tenaga profesional. Ternyata salah satu dari mereka positif Covid-19.

Baca juga: Penumpang Pesawat Diimbau Lakukan Rapid Test Antigen H-1 Penerbangan

Padahal saat melakukan swab sendiri, tidak ada satu pun dari keempat orang itu yang menggunakan alat pelindung diri (APD).

Melakukan swab sendiri tanpa bantuan tenaga profesional memang tidak dianjurkan. Menurut DR. dr Sarwastuti Hendradewi, SpTHT-KL (K).,Msi Med, tindakan itu sangat berbahaya.

Ada beberapa risiko kesehatan yang bisa terjadi apabila swab tidak dilakukan oleh tenaga profesional. Pertama, kesalahan hasil pemeriksaan.

Dokter yang akrab disapa Dewi itu menjelaskan, swab merupakan tindakan di nasofaring untuk mengambil spesimen yang digunakan untuk pemeriksaan.

Swab nasofaring dilakukan melalui lubang hidung. Hidung merupakan organ yang memiliki struktur anatomi sempit.

Baca juga: Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Mendapat Hasil Rapid Test Antigen?

Belum lagi di hidung banyak bangunan-bangunan dan pembuluh darah serta mukosa (lapisan kulit dalam) yang tipis.

Menurut Dewi, orang awam yang melakukan swab sendiri tidak memahami struktur anatomi hidung dan tidak mengetahui bagian yang harus diambil.

"Jadi bagian yang diambil enggak sampai ke tempat seharusnya yang menjadi bahan pemeriksaan," ujar Dewi kepada Kompas.com, Senin (4/1/2021).

Kesalahan dalam pengambilan bagian untuk pemeriksaan bisa memberikan hasil yang tidak tepat.  Bisa jadi hasil pemeriksaan harusnya positif. Tapi karena tempat pengambilannya salah, hasilnya menjadi negatif.

Antrean penumpang pesawat yang hendak melakukan Rapid Tes Antigen di Shelter Kalayang Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (23/12/2020).Kompas.COM/MUHAMMAD NAUFAL Antrean penumpang pesawat yang hendak melakukan Rapid Tes Antigen di Shelter Kalayang Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (23/12/2020).

Sakit dan patah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com