Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Hanya di Rumah Selama Pandemi, Apa Dampaknya bagi Tumbuh Kembang?

Kompas.com - 05/01/2021, 12:36 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Fatherly

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membuat sekolah harus ditutup. Untuk belajar dan beraktivitas, anak-anak cuma bisa melakukannya di dalam rumah. Kondisi ini membuat banyak orangtua khawatir dapat memengaruhi kesehatan mental dan perkembangan anak.

Berdasarkan data dari Royal Children's Hospital's National Child Health Poll pada Juni 2020, lebih dari sepertiga orangtua melaporkan bahwa pandemi berdampak negatif pada kesehatan mental anak.

Bahkan, hampir setengah dari orangtua yang disurvei mengatakan, kesehatan mental mereka ikut berpengaruh.

Setidaknya dalam beberapa bulan terakhir orangtua menghabiskan waktu menemani anak untuk belajar di rumah.

Kondisi ini diperparah dengan anak yang tidak bisa keluar rumah dan bermain bersama teman sebayanya. Hal ini bukan cuma memengaruhi kemampuan belajar, melainkan juga sosial dan kesehatan mental.

Baca juga: Anak yang Tumbuh Bersama Kakak Perempuan Lebih Sukses

Isolasi sosial bagi anak

Pada Juni 2020, sekelompok peneliti di Inggris meninjau 80 studi untuk menemukan bagaimana isolasi sosial dan kesepian akibat Covid-19 dapat memengaruhi kesehatan mental anak yang sebelumnya sehat.

Hasilnya, isolasi sosial meningkatkan risiko depresi dan kecemasan, dan efek ini bisa bertahan beberapa tahun.

Temuan tersebut juga menyimpulkan, kesepian berisiko memengaruhi kesejahteraan anak-anak meski masa isolasi sosial sudah berakhir.

Dampak isolasi sosial sangat signifikan bagi anak-anak dengan kebutuhan pendidikan khusus, apalagi ketika dukungan yang biasanya diberikan dari sekolah terganggu.

Anak yang tinggal di hunian dengan lahan terbatas untuk bermain di luar ruangan juga rentan terhadap efek isolasi sosial.

Ilustrasi anak bermain gadgettechcrunch.com Ilustrasi anak bermain gadget

Orangtua yang hanya mempunyai satu anak juga khawatir tentang buah hati mereka yang merasa kesepian.

Baca juga: Isolasi Sosial Berdampak Buruk Bagi Kesehatan, Ini Cara Mengatasinya

Membantu anak bermain

Walau tidak bisa sepenuhnya menggantikan interaksi dengan teman sebaya, orangtua disarankan membantu anak bermain.

Para ahli mengatakan, bermain meningkatkan keterampilan bahasa (kosakata) anak, pengetahuan matematika, hubungan dengan teman sebaya, perkembangan fisik dan sosial, serta belajar keterampilan baru.

Selama pandemi, bermain bisa jadi langkah efektif untuk mengatasi stres dan mendorong perilaku positif.

Ketika anak bermain bersama, efek positif akan meningkat. Anak-anak juga dapat berlatih dan bermain peran situasi dunia nyata dengan aman.

Melalui permainan, anak memahami dunia dan proses perubahan. Orangtua yang bermain dengan anak akan membantu anak tersebut bermain lebih baik bersama teman-temannya.

Baca juga: 6 Manfaat Bermain bagi Anak, dari Fisik hingga Emosional

Ajak anak bermain

Anak membutuhkan permainan dalam ruangan yang dipandu dan permainan bebas di luar ruangan. Bermain dengan anggota keluarga di rumah atau teman di sekolah baik untuk permainan sosial.

Perangkat digital adalah cara bagi anak untuk bermain bersama teman-temannya ketika mereka tidak dapat bertemu, meski manfaat bermain lebih awet jika melakukan permainan sosial secara langsung.

Lingkungan alami di luar ruang menenangkan dan menstimulasi anak, serta menghubungkan dia dengan lingkungan dan komunitasnya.

Setidaknya, ini empat hal yang dapat kita lakukan sebagai orangtua dalam mengajak anak bermain.

Baca juga: Kebiasaan Sederhana yang Memperkuat Ikatan Orangtua dan Anak

1. Luangkan waktu

Sediakan waktu setiap hari untuk mengajak anak bermain. Tunjukkan kepada anak bahwa kita menghargainya demi kesejahteraan, kesehatan, dan pembelajarannya.

2. Bikin aturan jelas untuk penggunaan gadget

Bicarakan dengan anak tentang penggunaan media dan teknologi digital yang aman dan bertanggung jawab.

Ajak anak terlibat aktif memainkan permainan tertentu dengan temannya menggunakan perangkat digital. Namun tentunya, paparan layar perlu dibatasi.

3. Bermain di luar rumah

Sebuah studi yang meninjau hampir 200 penelitian menemukan, menghabiskan waktu di taman, ruang terbuka, dan hutan dikaitkan dengan hasil psikologis yang baik. Karena itu, sesekali ajak anak beraktivitas di luar ruang, tetapi hindari kerumunan.

4. Menjadi panutan bagi anak

Anak cenderung meniru orangtua. Cara terbaik memastikan anak tumbuh sehat dan bahagia adalah menjadi contoh atau panutan baginya.

Lebih banyak bermain, dan waktu berkualitas di luar ruangan bersama anak juga baik untuk kesehatan dan kebahagiaan kita.

Baca juga: Jalan-jalan ke Alam Terbuka Ampuh Hilangkan Stres

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Fatherly
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com