Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencanakan Pernikahan? Jawab Dulu 10 Pertanyaan Ini

Kompas.com - 07/01/2021, 12:42 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Siapa pun bakal sepakat bahwa untuk melangsungkan pernikahan, diperlukan perencanaan yang benar-benar matang.

Sebab, menikah bukan hanya menggelar acara resepsi megah dan berkesan, melainkan juga membutuhkan persiapan fisik serta mental.

Banyak pertimbangan yang sebaiknya didiskusikan dengan pasangan sebelum menikah, sehingga kita tidak akan kaget saat mulai hidup bersama nanti.

Baca juga: Pentingnya Pernikahan yang Sehat dalam Perkembangan Anak

Nah, terkait dengan bahasan itu, ada sederet pertanyaan yang perlu dijawab sebelum kita memutuskan mengikat janji sehidup semati dengan seseorang.

1. Apakah kamu memiliki utang?

Rasanya tidak terkesan romantis membicarakan kondisi keuangan pasangan. Tapi, mengetahui hal itu akan menghindarkan kita dari masalah.

Tanyakan kepada diri sendiri dan pasangan, adakah utang yang belum terbayar, tagihan kartu kredit, cicilan mobil, atau bentuk tagihan lainnya.

Jika masih berstatus pacar, tentu saja kita tidak bertanggung jawab atas utang pasangan. Namun beda halnya jika kita sudah menikah.

Saat menikah dan membuat rekening bank bersama dengan pasangan, maka utang yang dimiliki menjadi tanggung jawab kedua belah pihak.

Baca juga: 5 Cara Mudah Buat Hubungan Pernikahan Jadi Lebih Baik

Utang yang sudah ada sebelumnya bisa membebani kondisi finansial kita saat ingin berinvestasi.

2. Siapa yang bertugas menjaga kebersihan rumah?

Dalam sebuah survei dari lembaga Pew Research, terungkap bahwa 62 persen orang di Amerika Serikat menganggap berbagi pekerjaan rumah tangga sangat penting untuk kelangsungan pernikahan.

Sebelum menikah, tanyakan kepada pasangan tentang membagi pekerjaan di rumah. Diskusikan apa saja yang ingin kamu dan dia kerjakan.

3. Kapan menginginkan anak?

Penting untuk mengetahui apakah kita dan pasangan ingin memiliki anak atau tidak. Jika tidak dibicarakan, persoalan anak dapat memicu keretakan hubungan.

"Sebagian besar hal dalam hubungan bisa dikompromikan, tapi ini bukan salah satunya," kata pakar hubungan Jenny Douglas.

"Jika kita benar-benar dalam posisi tidak ingin memiliki anak atau tidak memandang diri kita sebagai orangtua, itu adalah sesuatu yang tidak dapat diselamatkan."

Baca juga: Haruskah Kita Hadir di Pernikahan Mantan Kekasih?

Sebaliknya, jika kedua pihak memutuskan untuk mempunyai anak, maka langkah selanjutnya adalah menentukan tahapan untuk mewujudkan rencana tersebut. 

4. Bagaimana memecahkan masalah?

Ada baiknya bertanya pada pasangan untuk mengetahui bagaimana kemampuannya dalam memecahkan masalah.

Sebab nantinya, kita akan tinggal bersama dan menghadapi masalah berdua.

Peter Pearson, terapis pasangan dan salah satu pendiri Couples Institute mengatakan, penting untuk mengetahui cara pasangan menghadapi masalah.

"Apakah setiap orang menganggap satu sama lain cerdas? Apakah kita pandai memecahkan masalah bersama?" sebut dia.

Ketahui juga apakah pasangan mampu menangani masalah secara langsung, atau membutuhkan bantuan orang lain.

5. Apakah bersedia membeli barang mahal?

Sebelum menikah, kita dan pasangan membuat keputusan sendiri mengenai barang-barang yang ingin dibeli.

Baca juga: Setelan Jas untuk Pernikahan, Mending Pesan atau Sewa?

Namun kondisinya akan berbeda jika kita sudah menikah. Mengatur keuangan sangat penting untuk mengetahui berapa banyak uang yang mau kita keluarkan guna membeli barang-barang mahal.

Apabila hanya kamu yang rela mengeluarkan dana lebih untuk belanja barang mahal dan pasangan tidak mau melakukannya, artinya hubunganmu dengannya tidak memiliki visi yang sejalan.

Konflik finansial merupakan salah satu masalah yang sulit dalam hubungan.

6. Bagaimana mengatur anggaran rumah tangga?

Sebagai pasangan, kamu dan dia harus mempunyai pandangan yang sama dalam hal seperti perencanaan anggaran, pengeluaran, dan tabungan.

Jika tidak, hubungan bisa hancur, demikian pandangan psikoterapis Dr Tessina.

"Ketika pasangan mengalami kesulitan dengan uang, itu dapat menyebabkan pengeluaran tidak terkendali, berbohong, dan menyembunyikan keuangan, yang dapat menghancurkan hubungan," kata dia.

Perhatikan perilaku pasangan terhadap uang. Jika ia tidak dapat mematuhi anggaran yang sudah ditetapkan, akan timbul masalah di kemudian hari.

Baca juga: 60 Persen Ibu Rumah Tangga Mengeluh Soal Uang Selama Pandemi

7. Seberapa penting seks dalam pernikahan?

Menurut situs konseling hubungan Relate, banyak pasangan mengalami situasi di mana salah satu pihak memiliki dorongan seks lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan yang lain.

Kondisi tersebut adalah normal, namun sebaiknya bicarakan pada pasangan tentang seks sebelum pernikahan.

Ajukan pertanyaan seperti frekuensi yang lebih disukai pasangan dalam seks, atau bagaimana cara menghadapi kondisi di mana kalian berdua tidak bisa berhubungan intim dalam waktu tertentu.

Yang paling penting, ketahui apakah pasangan merasa nyaman membicarakan kehidupan seks secara terbuka.

8. Apakah pernah menghadapi masalah hukum?

Kita belum tentu mengenal pasangan dengan baik. Bisa saja dia pernah memiliki masalah hukum di masa lalu.

Jika pasanganmu pernah berurusan dengan hukum, bahkan ditahan karena kasus tertentu, hal ini tidak akan baik untuk pernikahan.

Baca juga: Yuk, Simak Tips Pilih Cincin Pertunangan dan Pernikahan yang Tepat

Namun di sisi lain, beberapa penelitian menunjukkan pernikahan dapat membantu orang tetap mematuhi hukum.

9. Apa yang kamu pikirkan tentang perceraian?

Perceraian adalah kenyataan pahit yang bisa dihadapi pasangan yang menikah.

Kita perlu tahu bagaimana perasaan pasangan terkait topik sensitif dan sulit untuk mengakhiri pernikahan.

Apakah orangtua pasangan memiliki pernikahan yang langgeng atau bercerai? Apakah ia siap membahas kemungkinan perjanjian pranikah?

Sebaiknya kita mengetahui perasaan pasangan tentang perceraian sebelum menikah, meskipun itu bukan diskusi yang romantis.

10. Berapa lama "me time" yang kamu butuhkan?

Beberapa orang dapat berkembang jika terus bersama pasangannya, namun sebagian lainnya butuh lebih banyak kebebasan untuk mengejar hobi atau waktu dengan teman.

Memahami kebutuhan satu sama lain untuk me time, dan waktu bersama pasangan dapat membantu menghindari konflik.

"Ini tentang harapan, kebutuhan, dan visi terkait bagaimana kedua pihak menghabiskan waktu," ungkap terapis pasangan dan keluarga Robert Taibbi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com