Nah, selama masa pengasuhan, bayi makaka mulai mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan dan diajarkan untuk berinteraksi bersama monyet lainnya di kelompok itu.
Bayi makaka juga diajarkan caranya mencari makan, mengenal cara membuka buah-buahan atau kacang-kacangan dengan benar, memanjat pohon, dan banyak hal.
Oleh sebab itu, Manohara mengungkapkan, apabila monyet makaka serta satwa liar lainnya dipelihara manusia, dia tidak bisa belajar hidup seperti seharusnya.
"Di pusat rehabilitasi saja perlu membuat kelompok, lalu mereka dapat dilepasliarkan ke dalam," jelasnya.
"Jadi sebaiknya bawa ke pusat rehabilitasi sedini mungkin karena mereka bisa tumbuh lebih alami," imbuh dia.
Diketahui, kini bayi monyet berjenis makaka berekor panjang tersebut sudah dibawa ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta guna penanganan yang lebih lanjut.
Baca juga: 14 Alasan Hewan Langka Sebaiknya Tak Dipelihara
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.