Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sparkling Water Berbahaya untuk Kesehatan, Benarkah?

Kompas.com - 07/01/2021, 17:54 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Tubuh memang membutuhkan asupan cairan yang cukup agar tetap terhidrasi. Namun, tidak semua orang senang meminum air putih saja.

Beberapa ada yang memilih untuk meneguk sparkling water atau minuman berkarbonasi. Minuman ini dianggap lebih sehat dibandingkan soda dengan gula atau alkohol.

Namun benarkah demikian?

"Sparkling water memang bisa menjadi pilihan bagus untuk tetap terhidrasi tanpa mengonsumsi banyak gula," kata ahli diet di Florida, Gabrielle Tafur, RD.

Baca juga: Jangan Konsumsi Soda di 2 Waktu Berikut

Meski begitu, dia menambahkan, penting untuk mengetahui bahan-bahan yang terkandung dalam sparkling water.

Pastikan tidak mengandung gula atau bahan lainnya yang malah membahayakan kesehatan.

Satu hal yang perlu dicatat, tidak semua minuman bersoda itu sama, termasuk sparkling water

Minuman yang satu ini biasanya hadir dalam berbagai bentuk dan mengandung pemanis alternatif yang memberikan rasa manis tanpa kalori.

Internis di Summit Medical Group, Soma Mandal, MD menjelaskan, sparkling water adalah air yang mengandung karbonasi.

Karbonasi biasanya terjadi secara alami dan sering ditambah dengan pemanis alami atau buatan.

Efek sparkling water

Menurut Mandal, sparkling water bisa menghidrasi tubuh seperti air biasa. Selain itu, minuman ini adalah pilihan yang jauh lebih baik dibanding minuman manis seperti soda dan jus.

“Meskipun air putih adalah minuman terbaik. Tapi saya merekomendasikan sparkling water sebagai alternatif," ujar Mandal.

"Soda mengandung terlalu banyak gula. Sedangkan sparkling water pilihan yang jauh lebih baik untuk lingkar pinggang," sambung dia.

Walau begitu, minum sparkling water dapat memengaruhi kesehatan gigi. Sebab, pembuatan sparkling water melibatkan masuknya karbon dioksida ke dalam air.

Baca juga: 7 Masalah Kesehatan yang Terjadi Akibat Senang Minum Soda

Proses ini menghasilkan asam karbonat dan menyebabkan pH turun. Kadar pH yang lebih rendah menandakan cairan menjadi lebih asam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com